News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Abu Shujaa, Komandan Brigade Tulkarem Tewas Dibunuh Tentara Israel, Diserang saat Sembunyi di Masjid

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Bobby Wiratama
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Komandan Brigade Tulkarem, Abu Shuja'a - Komandan Brigade Tulkarem, Abu Shuja'a, tewas diserang tentara Israel saat bersembunyi di masjid bersama empat pejuangnya, Kamis (29/8/2024).

TRIBUNNEWS.com - Lima pejuang Palestina, termasuk Komandan Brigade Tulkarem, Mohamed Jaber alias Abu Shuja'a, tewas diserang tentara Israel saat bersembunyi di sebuah masjid di kamp pengungsi Nur Shams, Tepi Barat yang diduduki, Kamis (29/8/2024).

Shuja'a bersembunyi bersama para pejuangnya ketika terlibat baku tembak dengan tentara Israel, dilansir Anadolu Ajansi.

Sebagai informasi, Brigade Tulkarem adalah cabang dari Brigade Al-Quds yang merupakan sayap militer gerakan Jihad Islam Palestina (PIJ).

Juru Bicara Militer Israel, Avichay Adraee, menuding Shuja'a dan empat pejuang Tulkarem melakukan "serangan terhadap pemukim ilegal Israel di Tepi Barat yang diduduki."

Menurut media Israel, tentara Israel mengepung Shuja'a dan empat pejuangnya pada Kamis pukul 4.00 pagi waktu setempat.

Baku tembak antara Shuja'a beserta empat pejuangnya dan tentara Israel pun tak terelakkan.

Namun, Israel menembakkan roket Energia ke masjid tempat Shuja'a bersembunyi.

Sebelumnya, Shuja'a sempat menegaskan tak takut mati syahid.

Dalam wawancara eksklusif bersama Al Mayadeen pada awal Agustus 2024, Shuja'a mengatakan, "Jika musuh membunuh saya, kami akan terus maju."

"Perjuangan tidak berakhir dengan satu orang, ada generasi lainnya yang siap bangkit untuk membela hak-hal kami (warga Palestina), dan indikator terbesarnya adalah mati syahidnya seorang warga Palestina dan lebih banyak lagi di rumah-rumah di Tulkarem. Perlawanan terus berlanjut," tegasnya kala itu.

Shuja'a mengaku ia sempat lolos dari penargetan tentara Israel tiga hingga empat kali, termasuk operasi khusus yang dilakukan Tel Aviv untuk memburunya.

Baca juga: Berapa Banyak Serangan Militer yang Dilakukan Israel ke Gaza sejak Oktober?

Sebagai informasi, tentara Israel telah melancarkan operasi militer besar di Tepi Barat yang diduduki bagian utara sejak Rabu (28/8/2024).

Operasi itu merupakan yang terbesar sejak 2022 silam.

Setidaknya 18 warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki tewas diserang tentara Israel, dalam kurun waktu 24 jam.

AS Jatuhkan Sanksi kepada Kelompok Pemukim Israel

Sementara itu, berbarengan dengan serangan di Tepi Barat yang diduduki, Amerika Serikat (AS) telah menjatuhkan sanksi terhadap kelompok pemukim Israel dan seorang penjaga keamanan sipil di wilayah tersebut.

Sanksi yang dijatuhkan pada Rabu, menargetkan Hashomer Yosh, yang menggambarkan sebagai organisasi sukarelawan yang bertujuan untuk "melindungi" petani Israel di Tepi Barat.

Penjaga keamanan sipil yang dijatuhi sanksi adalah Yitzhak Levi Filant, koordinator di pemukiman Yitzhar, selatan Nablus.

"Kekerasan pemukim ekstremis di Tepi Barat menyebabkan penderitaan manusia yang parah, membahayakan keamanan Israel, dan merusak prospek perdamaian dan stabilitas di kawasan tersebut," kata Departemen Luar Negeri AS dalam sebuah pernyataan, dikutip dari AlJazeera.

"Sangat penting bagi Pemerintah Israel untuk meminta pertanggungjawaban individu dan entitas manapun yang bertanggung jawab atas kekerasan terhadap warga sipil di Tepi Barat," imbuh pernyataan itu.

Dikatakan, Hashomer Yosh memagari Desa Palestina Khirbet Zanuta awal tahun ini, mencegah penduduknya yang mengungsi kembali ke rumah mereka.

Baca juga: Eks Jenderal Israel: Kami Tak Siap Hadapi Rudal Iran dan Proksinya, Seluruh Negara Akan Hancur

Beberapa media Israel melaporkan Hashomer Yosh telah menerima dukungan finansial dari pemerintah Israel.

Washington juga menuduh Filant terlibat dalam berbagai kegiatan jahat, termasuk mendirikan blokade jalan dan melakukan patroli awal tahun ini "untuk mengejar dan menyerang warga Palestina di tanah mereka dan mengusir mereka secara paksa".

Sanksi tersebut membekukan aset Filant dan Hashomer Yosh di AS dan melarang warga negara Amerika terlibat dalam transaksi keuangan dengan dua entitas itu.

Selama bertahun-tahun, Hashomer Yosh mampu mengumpulkan dana di AS, termasuk melalui JGive, situs web yang mengumpulkan sumbangan untuk kelompok-kelompok yang disertifikasi pemerintah Israel sebagai badan amal.

Sanksi itu dijatuhkan sehari setelah serangan pemukim yang menewaskan satu warga Palestina dan melukai tiga lainnya di dekat Betlehem.

Sebelumnya pada Agustus 2024, pemukim Israel juga merusak desa Jit di Tepi Barat utara, menewaskan seorang pria Palestina berusia 23 tahun .

Perampokan Jit memicu kemarahan internasional dan bahkan kecaman lisan dari pejabat Israel.

Namun, Israel jarang sekali mendakwa pemukim atas kekerasan terhadap warga Palestina.

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini