TRIBUNNEWS.COM - Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menyerukan investasi baru dalam Kecerdasan Buatan (AI) kepada para pejabatnya, Selasa (27/8/2024).
Ia juga menekankan kemajuan teknologi, ekonomi, dan militer Iran, Press TV melaporkan.
Khamenei berharap, Iran yang dulunya dikenal karena karpet dan minyaknya, kini bakal dikenal dunia karena ilmu pengetahuan, kemajuan militer, kekuatan regional, dan kedalaman strategisnya.
"Kendati menghadapi kesulitan akibat sanksi AS," ujar Khamenei dalam sebuah pertemuan dengan Presiden baru Iran Masoud Pezeshkian dan kabinetnya, The Cradle melaporkan.
Pemimpin Tertinggi Iran itu pun menyoroti sumber daya alam Iran, lokasi geografis, keragaman iklim, dan kapasitas manusia yang kaya, termasuk agama dan keyakinan politik rakyatnya, sebagai aset utama negara.
"Inilah peluang yang kita miliki," ucapnya.
"Kemampuan untuk memengaruhi negara-negara di dunia dan kawasan bukanlah hal yang kecil. Ini adalah hal yang sangat penting," katanya.
Program nuklir
Ia juga mengemukakan kemungkinan untuk kembali berunding dengan Amerika Serikat (AS) mengenai program nuklir Iran.
"Tidak ada halangan untuk terlibat dengan musuh," katanya, seperti dilapokan AP News.
"Kita tidak perlu menaruh harapan pada musuh," katanya.
"Untuk rencana kita, kita tidak boleh menunggu persetujuan dari musuh," lanjut Ayatollah Ali Khamenei.
Baca juga: Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei Serukan Regulasi Dunia Maya, Singgung Penangkapan Bos Telegram
Di waktu yang sama, Khamenei memperingatkan bahwa Washington tidak dapat dipercaya.
"Jangan percaya pada musuh," katanya kepada Pezeshkian dan para menterinya.
AP berpendapat bahwa pernyataan Khamenei sebagai Pemimpin Tertinggi Iran dapat memberi (Pezeshkian) alasan politik untuk melaksanakannya.