TRIBUNNEWS.COM - Kelompok Houthi Yaman merilis sebuah video yang memperlihatkan para pejuang mereka membajak kapal tanker minyak Sounion di Laut Merah awal bulan ini.
Video tersebut tampaknya memperlihatkan rekaman drone dari bagian luar kapal dan jalan-jalan di kokpitnya sebelum menampilkan seorang pejuang yang memegang senjata otomatis di dalamnya.
Video tersebut diakhiri dengan serangkaian ledakan di permukaan kapal tanker.
Rekaman itu tidak menunjukkan kerusakan pada inti kapal tempat minyak disimpan.
Tidak jelas kapan video itu direkam atau apakah itu akan memengaruhi upaya untuk menarik kapal guna mencegah tumpahan minyak. Sunion pertama kali diserang pada 22 Agustus dan awaknya dievakuasi pada hari yang sama.
Rekaman itu dirilis hari Kamis (29/8/2024).
Tampaknya dibagikan setelah kekhawatiran di kalangan internasional semakin meningkat gara-gara tumpahan minyak dari kapal berbendera Yunani itu.
Takutnya, tumpahan minyak mentah itu dapat menyebabkan bencana lingkungan dan menimbulkan risiko bagi pelayaran di wilayah tersebut
Kapal Sounion membawa hampir satu juta barel minyak mentah.
Kelompok Houthi, yang menampilkan diri sebagai angkatan bersenjata Yaman, telah menargetkan apa yang mereka klaim sebagai kapal-kapal yang terkait dengan Israel – sebuah upaya yang mereka katakan bertujuan untuk menekan pemerintah Israel agar mengakhiri perang di Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 40.600 warga Palestina.
Kelompok Yaman juga mulai menyerang kapal-kapal yang terkait dengan Amerika Serikat (AS) dan Inggris setelah kedua negara melancarkan kampanye militer pada bulan Januari untuk mengakhiri serangan Houthi terhadap jalur pelayaran di wilayah tersebut.
Baca juga: Houthi Akui Bajak dan Bakar Kapal Minyak Sounion dengan Kirim 2 Pejuang Bersenjata
Kebakaran
Sebelumnya pada hari Kamis, misi militer Uni Eropa di Laut Merah mengatakan bahwa “beberapa kebakaran telah terdeteksi di beberapa lokasi di dek utama kapal.”
Namun ditambahkannya bahwa kapal tersebut tetap berlabuh, yang mengonfirmasi bahwa tidak ada tumpahan minyak dari kapal tanker tersebut.
“Laut Merah bukan hanya salah satu rute laut utama untuk transportasi global, tetapi juga ekosistem laut yang unik, yang kini terancam oleh potensi polusi,” kata misi yang dijuluki Operasi Aspides tersebut dalam sebuah unggahan di media sosial.
“Uni Eropa, melalui upaya dan keterlibatan diplomatik, memainkan peran penting dalam memfasilitasi penyelamatan MV [kapal dagang] Sounion.”
Awal pekan ini, AS mengatakan bahwa pasukannya di kawasan itu juga memantau situasi, menekankan bahwa kapal tanker itu tampaknya mengalami kebocoran minyak.
"Kami mengetahui adanya pihak ketiga yang berupaya mengirim dua kapal tunda ke kapal tersebut untuk membantu penyelamatan, tetapi mereka diperingatkan oleh Houthi," kata juru bicara Pentagon Patrick Ryder kepada wartawan pada hari Selasa.
Namun Juru bicara Houthi Mohammed Abdulsalam mengatakan kalau kelompok tersebut telah berkomunikasi dengan "pihak internasional" untuk mengizinkan kapal tersebut ditarik.
Abdulsalam menambahkan bahwa penargetan Sunion menunjukkan “keseriusan” Houthi dalam menegakkan larangan Laut Merah terhadap kapal-kapal yang terkait dengan Israel “untuk menekan entitas Zionis musuh agar mengakhiri agresinya terhadap Gaza”.
Bulan lalu, Israel menyerang kota pelabuhan Hodeidah di Yaman, menewaskan sedikitnya enam orang sebagai tanggapan atas serangan pesawat tak berawak Houthi yang menewaskan satu orang di Tel Aviv.
Kelompok Houthi telah berjanji akan membalas pengeboman tersebut, tetapi mereka belum melancarkan serangan besar terhadap Israel dalam beberapa minggu terakhir.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)