Baca tanpa iklan
TRIBUNNEWS.COM - Pemukim ilegal zionis Israel telah menyerbu dan menyerang warga Palestina di sebelah timur kota Sa’ir di Hebron di Tepi Barat.
Diberitakan kantor berita Wafa, pemukim zionis itu menargetkan warga desa Jurat al-Khail.
Ahmed al-Shalaldeh dari desa itu, mengatakan puluhan pemukim zionis tersebut berseragam militer.
Mereka menyerang warga, menyita telepon genggam mereka, dan menghancurkan karavan pemukiman.
Para pemukim ilegal Israel juga merusak tangki air warga.
Tak hanya itu, pemukim zionis juga mencuri ratusan domba warga, dikutip dari Palestine Chronicle.
Al-Shalaldeh menambahkan kekerasan dan pencurian tersebut dirancang untuk mengusir warga Palestina dari wilayah tersebut guna membuka jalan bagi perluasan permukiman ilegal Israel, mengacu pada serangan serupa sebelumnya.
Serangan itu terjadi di tengah meningkatnya kekerasan militer Israel dan pemukim terhadap warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki, yang terjadi di bawah bayang-bayang perang Israel di Jalur Gaza.
Update Jumlah Korban di Gaza
Setidaknya 14 warga Palestina tewas dan beberapa lainnya terluka pada Jumat (30/8/2024), dalam serangan Israel yang menargetkan Jalur Gaza tengah dan selatan.
Sumber medis di Rumah Sakit Al-Awda mengatakan kepada Anadolu, sembilan warga Palestina tewas dan lebih dari 10 lainnya terluka dalam serangan Israel yang menargetkan sebuah rumah di sebelah barat kamp Nuseirat di Jalur Gaza tengah.
Baca juga: IDF Hampir Tenggelam dalam Lumpur Gaza, Agustus 2024 Jadi Bulan Paling Berdarah bagi Zionis Israel
Secara terpisah, Pertahanan Sipil Palestina di Gaza mengatakan lima warga Palestina tewas dan 15 lainnya terluka ketika pasukan Israel menembaki sebuah rumah di Khan Younis di Jalur Gaza selatan.
Sementara itu, serangan gencar Israel ke Gaza telah mengakibatkan lebih dari 40.600 warga Palestina tewas.
Sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, dan lebih dari 93.800 orang terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.
Blokade yang sedang berlangsung di Gaza telah menyebabkan kekurangan makanan, air bersih dan obat-obatan, sehingga menyebabkan sebagian besar wilayah tersebut hancur.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)