TRIBUNNEWS.COM - Kementerian Luar Negeri Ukraina meminta pemerintah Mongolia untuk menangkap Presiden Rusia Vladimir Putin dalam rencana kunjungannya mendatang.
Demikian dirilis sebuah pernyataan pada 30 Agustus 2024, dikutip dari kyivindependent.
Adapun Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Putin pada Maret 2023 atas pemindahan paksa anak-anak dari wilayah Ukraina yang diduduki Rusia.
Sementara, kunjungan Putin ke Mongolia akan menandai kunjungan pertamanya ke negara anggota ICC yang telah meratifikasi Statut Roma, yang mewajibkan para penandatangan untuk menangkapnya jika ia memasuki wilayah mereka.
“Pihak Ukraina berharap pemerintah Mongolia menyadari bahwa Vladimir Putin adalah penjahat perang,” bunyi pernyataan kementerian tersebut.
“Penculikan anak-anak Ukraina hanyalah salah satu dari banyak kejahatan yang harus diadili oleh Putin dan seluruh pemimpin militer dan politik Rusia.”
Putin dijadwalkan mengunjungi Mongolia pada 3 September atas undangan Presiden Mongolia Ukhnaagiin Khurelsukh.
Para pemimpin tersebut akan memperingati 85 tahun Pertempuran Khalkhin Gol, di mana pasukan Soviet dan Mongolia mengalahkan pasukan Jepang.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan pada 30 Agustus bahwa kunjungan tersebut dipersiapkan dengan “hati-hati,” dan menambahkan bahwa pemerintah Rusia “tidak khawatir” mengenai perjalanan tersebut.
“Kami melakukan dialog yang baik dengan teman-teman kami di Mongolia,” kata Peskov kepada media yang dikendalikan pemerintah Rusia, Sputnik.
Sergei Markov, seorang konsultan politik yang berafiliasi dengan Kremlin, mengatakan kepada Bloomberg bahwa penangkapan Putin tidak mungkin terjadi.
Baca juga: Tentara Ukraina: Pilot Jet F-16 Oleksiy Mes Hancurkan 3 Rudal dan 1 Drone Rusia Sebelum Jatuh
“Sebelum melakukan perjalanan ke luar negeri, seluruh spektrum format negosiasi telah disepakati terlebih dahulu, dan negara tuan rumah memberikan jaminan 100 persen bahwa baik Putin maupun anggota delegasi mana pun tidak akan ditahan,” kata Markov.
Kunjungan Putin terjadi enam bulan setelah Mongolia menunjuk hakim pertamanya di ICC.
Tahun lalu, presiden Rusia melewatkan KTT BRICS di Afrika Selatan setelah negara tuan rumah mengindikasikan bahwa mereka harus mematuhi perintah ICC.