Dilansir Anadolu Agency, aktivitas Rexhepi termasuk transaksi mencurigakan di akunnya, dipantau oleh MIT.
Penyelidikan tersebut menetapkan bahwa ia mentransfer sejumlah besar uang melalui Western Union ke agen lapangan di Turki.
Rexhepi, yang ditahan oleh MIT dan Kepolisian Istanbul, juga mengaku telah mentransfer uang.
Investigasi menunjukkan bahwa dana dari Kosovo ditransfer ke sumber di Suriah melalui Western Union dan mata uang kripto.
Mossad Gagal Antisipasi Serangan 7 Oktober
Di sisi lain, Menteri Pertanian Israel dan mantan kepala Shin Bet, Avi Dichter, mengakui badan intelijen Israel, termasuk Mossad, sangat gagal dalam mengantisipasi serangan 7 Oktober secara akurat.
Dichter mengatakan dalam sebuah wawancara dengan harian berbahasa Ibrani Maariv bahwa “kegagalan intelijen sangat parah.”
"Tidak seorang pun di Negara Israel baik militer, Shin Bet, intelijen militer, bahkan peramal, memiliki informasi yang menunjukkan bahwa Gaza sedang mempersiapkan serangan sebesar ini di wilayah Israel," katanya, seperti diwartakan Anadolu Agency pada 7 Juni 2024.
Baca juga: Eks Jenderal Israel: Jika Perang Gaza Dilanjutkan, Militer Israel yang Akan Hancur, Bukan Hamas
Menurutnya, Pemerintah, tentara, dan Shin Bet semuanya bertanggung jawab langsung atas kegagalan ini.
"Dengan segala hormat kepada pimpinan politik, pada pukul 06.30 tanggal 7 Oktober, mereka tidak dalam posisi untuk memberikan informasi intelijen atau menanggapi di titik-titik di mana pagar ditembus saat serangan dimulai."
"Angkatan Darat dan pasukannya memikul tanggung jawab utama, seperti halnya divisi intelijen Shin Bet dan intelijen militer," katanya.
"Setiap kata cocok untuk menggambarkan hal ini," lanjut Dichter, yang menggambarkan serangan itu sebagai kegagalan, bencana, kecelakaan mengerikan, dan konsekuensi bencana.
Israel diketahui terus melanjutkan serangan brutalnya di Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober lalu, meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera.
Update Perang Israel-Hamas
Dilansir Al Jazeera, serangan Israel menewaskan delapan orang yang sedang mengantre di kios penjual roti di depan tempat penampungan sekolah UNRWA di kamp pengungsi Jabalia, Gaza.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan dia "tidak akan menyerah pada tekanan" saat puluhan ribu warga Israel berdemonstrasi menentang pemerintahnya yang menuntut kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan tawanan yang ditahan di Gaza.