News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Eks Jenderal Israel: Jika Perang Gaza Dilanjutkan, Militer Israel yang Akan Hancur, Bukan Hamas

Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Whiesa Daniswara
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga Palestina menyaksikan asap mengepul dari sebuah gedung yang terkena serangan Israel setelah tentara memperingatkan para penghuninya agar mengungsi dari tempat tersebut, di lingkungan Rimal, pusat Kota Gaza pada 21 Agustus 2024, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan gerakan militan Hamas.

TRIBUNNEWS.COM – Seorang pensiunan jenderal Israel bernama Yizhak Brik mengatakan pasukan Israel akan hancur jika terus melawan Hamas di Jalur Gaza.

Hal itu disampaikan Brik dalam kolom opini di salah satu media ternama Israel, Haaretz, pada hari Selasa, (3/9/2024).

Awalnya Brik mengkritik pendapat beberapa orang yang mengatakan bahwa penarikan mundur pasukan Israel dari Gaza setelah kesepakatan gencatan senjata adalah suatu kekalahan.

Brik menyebut pendapat itu didukung oleh para pejabat militer dan politik yang ingin perang di Gaza dilanjutkan.

Menurut Brik, orang-orang itu justru akan membawa militer Israel kepada kekalahan dan membuat Israel berada dalam kejatuhan.

“Tujuan perang itu, yakni menghancurkan Hamas dan membebaskan semua sandera dengan tekanan militer, belum tercapai,” ujar Brik.

“Jika kita terus bertempur di Gaza dengan menyerbu dan kembali menyerbu target yang sama, itu tidak hanya gagal menghancurkan Hamas, tetapi kita akan menghancurkan diri sendiri.”

Tentara Israel di Gaza kelelahan saat perang berlanjut. Kelelahan ini menyebabkan sejumlah insiden serius bagi pasukan mereka dalam agresi militer di Gaza yang sudah berlangsung 11 bulan. (Anadolu)

Brik bersikap pesimistis. Dia meyakini Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dalam waktu dekat tak bisa melakukan serbuan-serbuan ulang.

Kata dia, itu karena setiap hari IDF justru makin lemah. Jumlah korban tewas dan luka di antara personel IDF juga makin banyak.

“Sebaliknya, Hamas sudah menambah kembali personel berumur 17 dan 18 tahun.”

Brik juga menyinggung personel cadangan IDF yang mulai menolak menjalani wajib militer lagi.

Baca juga: Militer Israel Masukkan Tepi Barat Sebagai Zona Pertempuran Dua Setelah Gaza, Jenin Hanya Permulaan

“Personel wajib militer kelelahan dan kehilangan kemampuan profesional karena kurang pelatihan, beberapa meninggalkan pelatihan sebelum menyelesaikannya,” kata dia.

Dia menyebut ekonomi Israel dan urusan hubungannya internasionalnya terdampak parah oleh perang atrisi melawan Hamas dan Hizbullah.

Menurut Brik, perang di medan tempur utara dan selatan akan terus berlanjut selama militer Israel tetap di Gaza.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini