Kekhawatiran ini telah diungkapkan oleh publikasi Amerika Serikat Foreign Affair dikutip dari Strana. Mereka pernah memperkirakan, jika jalur pasoknya ditutup dari arah Sumy, maka pasukan Ukraina akan melemah sendiri.
Rusia tak perlu mengirim pasukan dalam jumlah besar, cukup mengerahkan serangan udara, pesawat nirawak dan sedikit pasukan khusus di darat. Pasukan khusus ini cukup dengan menurunkan pasukan khusus Akhmat dan tentara bayaran yang hingga saat ini belum diakui oleh Rusia.
The New York Times bahkan pesimis dengan invasi Kursk. "Langkah ini tidak akan membuahkan hasil bagi Kiev," demikian tulis media asal Amerika Serikat itu.
NYT bahkan membandingkan peperangan di Kursk hampir sama dengan pertempuran serangan balik di wilayah Bakhmut (Artyomovsk), Krynki dan Zaporizhia yang justru mengorbankan prajurit dalam jumlah besar.
"Mempertahankan sebagian wilayah Kursk akan membutuhkan sumber daya yang lebih besar. Perang ini hanya merugikan pertahanan Donbass (timur Ukraina)," demikian analisis majalah tersebut.
Bantah Dikepung
Meski demikian, Ukrinform melaporkan bahwa Ukraina membantah dikepung oleh Rusia. Seorang jenderal Ukraina mengklaim masih memegang inisiatif di garis depan Kursk. Mayor Jenderal Cadangan Neeme Väli, anggota partai Isamaa (Tanah Air) menyebut pasukan Ukraina terus bergerak lebih dalam hingga mereka menghadapi perlawanan yang kuat.
"Ada beberapa penarikan pasukan, tetapi sayangnya tidak dalam skala besar sehingga mengurangi momentum serangan Rusia di Oblast Donetsk," kata Mayor Jenderal Väli.
Ia menyebutkan, Rusia telah mengerahkan pasukan di sana, tetapi gagal mengatur komando dan kendali mereka. Väli yakin bahwa Ukraina di Kursk akan terus bergerak maju hingga mereka menghadapi perlawanan yang terorganisasi.
"Orang dapat berspekulasi bahwa kelompok pengintai aktif dari pihak Ukraina ini bahkan berada jauh di dalam wilayah Rusia. Saya yakin bahwa Ukraina akan mencoba maju sejauh yang mereka bisa, tetapi jika mereka menghadapi perlawanan yang kuat dan terorganisasi, mereka mungkin akan berhenti bergerak ke sana dan malah mencari posisi geografis yang bagus yang akan memudahkan mereka untuk mempertahankan diri," kata Mayjen Väli.
Sementara media Rusia TASS menyebutkan, Moskow memperkirakan Ukraina telah kehilangan sebanyak 7.400 prajurit hanya dalam waktu tiga minggu.
Selain itu artileri dan peralatan perang yang dihancurkan berjumlah ratusan antara lain 74 tank, 36 kendaraan tempur infanteri, 64 APC, serta sekitar 486 kendaraan lapis baja.
Kiev juga kehilangan beberapa aset bernilai tinggi, termasuk dua artileri dan satu radar udara, lima peluncur antipesawat, 10 stasiun peperangan elektronik, empat HIMARS buatan AS, dan satu peluncur roket ganda M270 MLRS.