TRIBUNNEWS.COM - Rangkuman berita populer Tribunnews di kanal Internasional dapat disimak di sini.
Pemerintah Iran baru saja merilis hasil akhir penyelidikan kecelakaan helikopter yang menewaskan Ebrahim Raisi.
Sementara itu di Israel, jalanan lumpuh karena ratusan ribu warga berdemo menuntut pemerintah mencapai kesepakatan gencatan senjata.
Di perbatasan Rusia-Ukraina, pertempuran sengit terjadi di wilayah Kursk.
Selengkapnya, berikut berita populer internasional dalam 24 jam terakhir.
1. Hasil Akhir Penyelidikan Tewasnya Ebrahim Raisi, Penyebab Helikopter Eks Presiden Iran Jatuh
Baru-baru ini televisi Pemerintah Iran melaporkan hasil penyelidikan yang menyimpulkan penyebab tewasnya eks Presiden Iran Ebrahim Raisi dalam sebuah kecelakaan pesawat.
Seluruh penumpang helikopter tewas, di antaranya Raisi serta Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian dan beberapa orang lainnya.
Rombongan awalnya lepas landas dari perbatasan Iran-Azerbaijan kemudian jatuh di sebelah barat daya Desa Uzi, barat laut Iran, Minggu (19/5/2024).
Adapun penyelidikan akhir atas kematian Raisi menyimpulkan bahwa helikopter yang membawanya jatuh karena kondisi cuaca yang rumit, televisi pemerintah Iran melaporkan pada hari Minggu (1/9/2024), seperti dikutip dari shafaq.
Sebelumnya, Dewan Investigasi Tertinggi Iran menyatakan kecilnya kemungkinan sabotase yang menyebabkan jatuhnya helikopter mendiang Presiden Raisi.
Dalam laporan selanjutnya mengenai insiden tersebut, Dewan Tertinggi memberikan catatan.
Baca juga: Israel Masukkan Hal Spesifik Soal Iran dalam Kurikulum Baru, Perwira Intelijen IDF Jadi Pengajar
"Berdasarkan sampel, pengujian terhadap reruntuhan dan bagian-bagian helikopter, pola penyebaran puing, dan jarak komponen yang terpisah dari badan utama, kemungkinan ledakan tersebut disebabkan oleh sabotase selama penerbangan, tepat sebelum menghantam lereng curam, adalah kecil."
2. Israel Lumpuh, Ratusan Ribu Warga Demo Turun ke Jalan, Jalan Tol Diblokir
Ratusan ribu warga Israel turun ke jalan berunjuk rasa.
Bahkan media Al Jazeera, Senin (2/9/2024), mengatakan jumlahnya mencapai setengah juta orang.
Demo tersebar di beberapa kota di Israel dan berpusat di Tel Aviv.
Pengunjuk rasa menuntut kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas.
Serikat buruh utama Israel juga menyerukan pemogokan setelah enam tawanan Israel ditemukan tewas di Gaza, Palestina.
Bahkan bentrokan antara pengunjuk rasa dan pasukan keamanan dilaporkan pada Minggu malam.
3. Media Rusia Sebut Perang Tanpa Garis Depan Telah Terjadi di Kursk
Penguasaan wilayah Kursk Rusia oleh pasukan Ukraina menyebabkan terjadinya peperangan tanpa garis depan di wilayah perbatasan Rusia-Ukraina tersebut.
Media asal Moskow, Russia Today memberitakan bahwa keberadaan pasukan Kiev di Kursk telah terkepung oleh pasukan Rusia yang bergerak dari Sumy, wilayah Ukraina yang berbatasan dengan Rusia.
Pasukan Ukraina terkepung di Sudzha yang telah dua pekan dikuasai, sementara Rusia bergerak mengepung dari beberapa arah, demikian pemberitaan Russia Today.
"Kondisi ini memungkinan terjadinya peperangan tanpa garis depan," tulis media tersebut.
Sementara Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan bahwa setiap hari operasi di Kursk Oblast Rusia memastikan bahwa Ukraina mengisi kembali logistik dan pertukaran pasukan.
Baca juga: Mongolia Bisa Dihukum oleh ICC jika Tidak Tangkap Putin, Dianggap Kaki Tangan
"Ada pembaruan tentang operasi di Kursk Oblast – setiap hari berkontribusi untuk mengisi kembali "dana pertukaran" kami. Saya berterima kasih kepada setiap unit kami untuk ini," kata Zelensky dikutip Ukrinform.
4. Pria Tertinggi Kedua di Dunia, Morteza Mehrzad, Terpaksa Tidur di Lantai saat Paralimpiade
Pria tertinggi kedua di dunia, Morteza Mehrzadselakjani (36), mewakili Iran dalam olahraga volid duduk dalam Paralimpiade Paris 2024.
Namun, ia harus tidur di lantai karena tidak ada tempat tidur yang panjangnya cukup untuknya.
Pria yang akrab dipanggil Morteza Mehrzad itu, memiliki tinggi hingga 246 cm.
Dilaporkan CBS News, pelatih timnya, Hadi Rezaeigarkani, mengatakan kepada Olympics.com bahwa Mehrzad tidak mendapatkan tempat tidur khusus seperti yang dia dapatkan di Olimpiade Tokyo tahun 2021 lalu.
Tetapi Mehrzad tidak keberatan tidur di lantai.
"Ia tidak punya tempat tidur khusus, tetapi ia punya tujuan terpenting dalam benaknya," katanya.
(Tribunnews.com)