TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, dan wakilnya, Kamala Harris, bertemu dengan para negosiator gencatan senjata Gaza pada Senin (2/9/2024).
Mereka mengadakan pertemuan di Ruang Situasi untuk menyusun proposal terbaru mengenai perjanjian penyanderaan dan gencatan senjata.
Proposal itu akan dikirimkan kepada Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, sebagai proposal final.
"AS tidak akan menyerah dan akan berusaha sekuat tenaga untuk mencapai kesepakatan," ujar Biden, dikutip dari BBC.
Pejabat AS mengategorikan proposal terbaru itu sebagai proposal "terima atau tinggalkan."
Selama pertemuan itu, Biden dan Harris juga membahas langkah selanjutnya dalam upaya pembebasan para sandera.
Selanjutnya, mereka juga berencana untuk melanjutkan pembicaraan dengan mediator Qatar dan Mesir.
Dalam pernyataan setelahnya, Biden mengatakan AS merasa hancur dan marah atas kematian enam sandera di Rafah.
Lebih lanjut, Biden juga telah berencana untuk menyampaikan kesepakatan penyanderaan terakhir kepada kedua belah pihak minggu ini.
"Kita sudah sangat dekat dengan itu," katanya, dikutip dari Reuters.
"Harapan selalu ada," tambahnya ketika ditanya apakah kesepakatan itu akan berhasil.
Baca juga: Biden Blak-blakan Kritik Netanyahu, Disebut Tak Lakukan Upaya Memadai untuk Selamatkan Sandera
Diberitakan sebelumnya, Biden berbicara kepada wartawan di Gedung Putih setelah pasukan Israel menemukan jenazah enam sandera.
Hal itu telah memicu kritik terhadap strategi gencatan senjata Gaza dalam pemerintahan Biden dan meningkatkan tekanan dari Israel terhadap Netanyahu untuk membawa pulang sandera yang tersisa.
Ketika ditanya apakah menurutnya Netanyahu telah melakukan cukup upaya untuk mencapai kesepakatan penyanderaan, Biden berkata, "Tidak."