TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Alice Guo, mantan wali kota di Filipina ditangkap di Indonesia.
Dia dituduh memiliki hubungan dengan sindikat kriminal China.
Parlemen Filipina juga menuduh Alice Guo mata-mata China di Filipina.
Kementerian Kehakiman mengatakan Guo, yang juga berkewarganegaraan Tiongkok dan dikenal dengan nama Guo Hua Ping, dicari oleh Senat Filipina karena menolak menghadiri penyelidikan kongres atas dugaan hubungan kriminalnya.
Dia membantah tuduhan tersebut dan menegaskan bahwa dia adalah warga negara Filipina asli dan menghadapi “tuduhan jahat”.
“Perkembangan ini telah diverifikasi oleh rekan-rekan kami di Imigrasi, yang telah mengonfirmasi bahwa Ibu Guo saat ini berada dalam tahanan Kepolisian Indonesia,” kata pernyataan Departemen Kehakiman, Rabu (4/9/2024) dikutip dari Al Jazeera.
Guo, Mantan Wali Kota Bamban, sekitar 100 km di utara Manila, ditangkap pada pukul 23.58 pada hari Selasa di Kota Tangerang, Jakarta.
Sebuah video yang dibagikan oleh media Indonesia di X menunjukkan dia digiring di tangga berdinding putih oleh petugas penegak hukum.
Badan penegak hukum Filipina, termasuk Dewan Anti Pencucian Uang (AMLC), bulan lalu bersama-sama mengajukan beberapa tuduhan pencucian uang terhadap Guo dan 35 orang lainnya ke Departemen Kehakiman.
AMLC menuduh Guo dan rekan-rekan konspiratornya mencuci lebih dari 100 juta peso ($1,8 juta) hasil kegiatan kriminal.
Pengacara Stephen David, penasihat hukum Guo, tidak segera menanggapi permintaan komentar dari kantor berita Reuters.
"Penangkapan Alice Guo merupakan bukti upaya tak kenal lelah dari lembaga penegak hukum kami dan kekuatan kerja sama internasional dalam membawa para buron ke pengadilan," kata Menteri Kehakiman Boying Remulla dalam sebuah pernyataan, menurut saluran berita ABS-CBN di Filipina.
Guo, yang dicopot dari jabatan wali kota, meninggalkan negara itu pada bulan Juli.
"Dia pertama-tama melakukan perjalanan ke Malaysia dan Singapura, kemudian ke Indonesia dengan menggunakan paspor Filipina miliknya," kata badan antikorupsi Filipina.
Senat memulai penyelidikan terhadap aktivitasnya pada bulan Mei, dua bulan setelah pihak berwenang menggerebek sebuah kasino di kota Bamban dan mengungkap apa yang dikatakan pejabat penegak hukum sebagai penipuan yang dilakukan dari sebuah fasilitas yang dibangun di atas tanah yang sebagian dimiliki oleh wali kota.
Penemuan ini memicu kemarahan publik dan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr kemudian memerintahkan larangan terhadap operator permainan daring atas dugaan hubungan mereka dengan kejahatan terorganisir.
Marcos juga berjanji akan mengejar mereka yang “membantu pelariannya”.
Pihak berwenang meyakini mungkin ada beberapa ratus entitas perjudian daring ilegal yang menjalankan pusat penipuan di bawah pengawasan pejabat publik.
Alice Guo Dituduh Mata-mata China
Alice Guo dituduh mengizinkan sindikat perdagangan manusia dan pusat penipuan beroperasi di kotanya dengan menyamar sebagai kasino online.
Para senator Filipina juga menuduhnya sebagai agen atau mata-mata China karena jawaban-jawabannya “tidak jelas” saat menanggapi pertanyaan tentang asal usulnya.
Polisi telah mengajukan tuntutan pidana terhadapnya, sementara badan anti-korupsi Filipina baru-baru ini memecatnya dari jabatannya dengan alasan “pelanggaran berat”.
Alice membantah semua tuduhan tersebut.
Presiden Filipina, Ferdinand Marcos Jr, mengatakan dia akan "membongkar pelaku yang telah mengkhianati kepercayaan masyarakat dan membantu pelariannya [Alice Guo]."
Dia juga memerintahkan paspor Filipina milik Guo dinyatakan tidak berlaku.
Alice Guo membantah tudingan bahwa dia mata-mata China.
Dia mengaku dirinya merupakan "anak di luar nikah" antara pria asal China dan asisten rumah tangga asal Filipina.
Bamban adalah kota yang biasa-biasa saja di daerah penghasil padi di sebelah utara ibu kota Filipina, Manila.
Perempuan berkacamata, berambut hitam panjang, dan suka mengenakan pakaian berwarna pink di depan umum ini berbicara bahasa Tagalog tanpa logat asing.
Berbagai elemen dalam kehidupan perempuan berusia 35 tahun ini dinilai mencurigakan - sampai dia dipanggil untuk bersaksi di depan sidang Senat awal bulan ini.
Alice Guo mengeklaim bahwa ia lahir di luar nikah, dari hubungan ayahnya warga China dengan asisten rumah tangga asal Filipina.
Sehingga, ia menghabiskan sebagian besar masa kecilnya di peternakan babi.
Ia juga membantah keterlibatannya dalam tindakan kriminal yang terjadi di kota pimpinannya.
Aparat penegak hukum Filipina menemukan bahwa kasino online di kotanya – yang dikenal secara lokal dengan istilah Pogo –sebenarnya adalah kedok pusat penipuan.
Pogo adalah singkatan dari Operator Perjudian Lepas Pantai Filipina yang kliennya mencakup orang-orang China daratan.
Pihak berwenang menggerebek kasino tersebut pada bulan Maret lalu dan menyelamatkan hampir 700 pekerja, termasuk 202 warga negara China dan 73 orang asing lainnya yang dipaksa menyamar di dunia maya sebagai kekasih.
Bisnis-bisnis ini berkembang pesat pada masa pemerintahan Rodrigo Duterte, yang selama berkuasa dekat dengan Tiongkok.
Namun di bawah pemerintahan presiden saat ini Ferdinand Marcos, Pogo mendapat pengawasan ketat setelah diketahui bahwa beberapa di antaranya telah digunakan sebagai kedok perdagangan manusia dan operasi penipuan online.
Kasus Guo terungkap ketika sengketa wilayah antara Manila dan Beijing di Laut China Selatan sedang memanas.
Penjelasan Polisi Indonesia
Sementara itu, Kepala Divisi Hubungan Internasional Polri, Inspektur Jenderal Polisi Krishna Murti mengkonfirmasi ikhwal penangkapan buronan asal Filipina Alice Guo atau Guo Hua Ping.
Dia ditangkap di Kota Tangerang, Banten pada Rabu (4/9/2024).
“Benar, penangkapan tersebut hasil dari proses kerjasama dengan PMJ (Polda Metro Jaya) dan Polresta Bandung,” ujar Krishna kepada wartawan, Rabu (4/9/2024).
Namun demikian, Krishna belum bicara lebih lanjut mengenai penangkapan Alice Guo.
Ia hanya menegaskan bahwa pengejaran terhadap Alice Guo adalah bentuk kerjasama antara Indonesia dan Filipina.
“Upaya dalam membantu pengejaran buron ini adalah bagian dari kerjasama dengan Pemerintah Filipina. Untuk detail penangkapan dimana, nanti akan disampaikan tersendiri,” kata Krishna.
Sumber: Al Jazeera/BBC/Kompas.com