TRIBUNNEWS.COM - Desakan gencatan senjata agar perang Israel-Hamas di Gaza segera berakhir terus bergema, di saat yang sama nasib tawanan masih tanda tanya.
Ketika ditanya soal kemajuan gencatan senjata dalam perang di Gaza, Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden menyebut kalau Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu tidak berbuat cukup banyak untuk mengamankan kesepakatan.
“Kami sedang bernegosiasi," jawab Biden, dikutip dari AP News.
Ia juga ditanya tentang sandera yang ditahan oleh Hamas.
"Kami masih dalam negosiasi. Bukan dengan dia (Netanyahu), tetapi dengan rekan-rekan saya dari Qatar dan Mesir," tegasnya.
Gedung Putih menyoroti gancatan senjata harus segera direalisasikan.
Seruan tersebut terlontar setelah jasad enam tawanan Israel ditemukan akhir pekan kemarin di Gaza.
Dalam konteks terkait, Departemen Luar Negeri AS pada Selasa (3/9/2024), menekankan urgensi dan fleksibilitas untuk menyelesaikan kesepakatan antara "Israel" dan Hamas, menyusul kematian enam tawanan Israel baru-baru ini.
"Sudah saatnya untuk menyelesaikan kesepakatan itu," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Matthew Miller kepada wartawan.
Ia menekankan bahwa "rakyat Israel tidak dapat menunggu lebih lama lagi. Rakyat Palestina, yang juga menderita dampak buruk perang ini, tidak dapat menunggu lebih lama lagi."
“Dunia tidak bisa menunggu lebih lama lagi,” imbuh Miller.
Baca juga: Kekuatan Hamas Bertambah, Tentara Israel Dilema: Tak Cukup Personel Perang di Gaza atau Tepi Barat
Departemen Luar Negeri AS menekankan bahwa perjanjian dengan "Israel" menetapkan penarikan pasukan militer dari wilayah berpenduduk.
Juru bicara tersebut mengindikasikan bahwa Amerika Serikat akan bekerja "dalam beberapa hari mendatang" dengan mediator Mesir dan Qatar "untuk mendorong tercapainya kesepakatan akhir."
"Jelas apa yang terjadi selama akhir pekan menggarisbawahi betapa pentingnya menyelesaikan ini secepat mungkin," papar Juru bicara Keamanan Nasional Gedung Putih, John Kirby kepada wartawan.