Pelabuhan Haifa Kembali Diserang Milisi Perlawanan Irak, Jutaan Warga Israel Bisa Krisis Pangan
TRIBUNNEWS.COM - Milisi Perlawanan Irak dilaporkan kembali menyerang Pelabuhan Haifa menggunakan pesawat nirawak, Rabu (4/9/2024).
Serangan itu dinyatakan sebagai upaya berkelanjutan untuk mendukung rakyat Palestina dan membela Jalur Gaza.
Selain itu, operasi penyerangan tersebut, yang dilakukan sebagai tanggapan/pembalasan atas pembantaian pendudukan Israel baru-baru ini yang dilakukan terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza.
Baca juga: Israel Mau Gempur Lebanon, Koalisi Milisi Irak Ancam Kepentingan AS, Incar Pipa Minyak ke Yordania
Pernyataan dari Perlawanan Irak menyatakan, "Menanggapi pembantaian yang dilakukan oleh entitas perampas kekuasaan terhadap warga sipil Palestina, termasuk anak-anak, wanita, dan orang tua, para pejuang Perlawanan Islam di Irak, pagi ini, Rabu 4/9/2024, menargetkan Pelabuhan Haifa di wilayah pendudukan kami menggunakan pesawat tanpa awak."
Sebelumnya, pada tanggal 29 Agustus, Pembangkit Listrik Alon Tavor di wilayah Palestina utara yang diduduki menjadi sasaran Perlawanan Irak.
Milisi Perlawanan Irak menegaskan kembali, kalau mereka berkomitmen untuk membela rakyat Palestina dengan melanjutkan serangannya terhadap pendudukan Israel hingga genosida dan pembantaian berakhir.
Baca juga: Perlawanan Irak Tembaki Pembangkit Listrik Israel di Haifa, Hizbullah Lumpuhkan Radar IDF di Glilot
Bisa Picu Krisis Pangan
Sebagai informasi, serangan Milisi Perlawanan Irak ini menjadi satu di antara sekian banyak serangan yang dilancarkan kelompok milisi Perlawanan yang terhimpun dalam "Poros Perlawanan", termasuk milisi Hizbullah Lebanon ke Pelabuhan Haifa.
Mengapa pelabuhan itu terus jadi incaran?
Ternyata, jutaan warga Israel terancam krisis pangan jika Hizbullah, militan perlawanan terus membombardir Pelabuhan Haifa, pelabuhan laut internasional terbesar Israel.
Potensi ancaman itu merujuk pada serangan pembalasan Hizbullah atas pembunuhan Fuad Shukr, komandan senior gerakan tersebut yang tewas dalam serangan udara Israel di Beirut, akhir Juli silam.
“Pelabuhan Haifa di wilayah utara Palestina yang diduduki Israel akan menjadi target utama Hizbullah jika perang habis-habisan meletus antara kelompok Lebanon dan Israel,” ujar surat kabar bisnis Israel TheMarker .
Persediaan makanan yang diimpor Israel seperti biji-bijian dan pakan ternak ragu mulai menipis.
Jika Pelabuhan Haifa yang menyumbang 75 persen dari impor pangan Israel hancur dibombardir Hizbullah maka akses mobilitas perdagangan pangan di negara Zionis itu terancam terputus.