“Defisitnya jauh lebih besar, kita punya warga yang dievakuasi, terluka, dan banyak kebutuhan ekonomi yang bahkan tidak terhitung dalam biaya perang.”
Adapun Jacon Frenkel, mantan gubernur bank sentral Israel, mengatakan defisit anggaran Israel mencapai 8,1 persen pada bulan Juli lalu.
“Tugas yang paling mendesak dan penting ialah menangani defisit itu,” kata Frenkel.
Dia mengklaim Israel mengawali tahun 2023 tanpa defisit. Namun, situasi kemudian memburuk.
Sementara itu, Uri Levin, mantan CEO Bank Diskon Israel, menyebut negaranya tak akan bisa memulihkan perekonomian tanpa mendapatkan kepercayaan dari investor dunia.
Pada bulan Juli lalu Maariv menyebut 46.000 perusahaan Israel diperkirakan akan gulung tikar karena terdampak perang.
Bahkan, media Zionis itu mengatakan Israel adalah sebuah negara yang sedang “tumbang”.
“Ini jumlah yang sangat besar yang meliputi banyak sektor. Ada sekitar 77 persen bisnis yang tutup pada permulaan perang,” kata CEO CofaceBdi, Yoel Amir, dikutip dari The Cradle.
Baca juga: Sindir Netanyahu, Oposisi Israel: Bertahan di Koridor Philadelphia dan Netzarim adalah Kesalahan
Amir mengatakan bahwa industri yang paling rentan adalah industri konstruksi.
"Dan sebagai akibatnya juga ialah keseluruhan ekosistem yang beroperasi di sekitarnya, yakni industri keramik, AC, alumunium, material pembangunan, dan lainnya. Semua terdampak parah."
Sektor perdagangan juga terdampak parah. Sektor ini termasuk sektor jasa dan industri fesyen, perabot, hiburan, transportasi, dan pariwisata.
Kini dilaporkan "hampir tidak ada pariwisata asing" di negara Zionis itu.
"Dampak buruk terhadap bisnis terjadi di seluruh negeri, dan hampir tidak ada yang terhindar," kata Amir.
Sektor pertanian juga menderita. Sektor itu umumnya berada di bagian selatan dan utara yang kini masih menjadi medan pertempuran antara Israel dan Hamas & Hizbullah.
Amir memperkirakan akan 60.000 bisnis Israel yang tutup pada akhir tahun 2024.
Sebagai perbandingan, diperkirakan ada 74.000 bisnis yang tutup saat pandemi Covid-19 tahun 2020.
(Tribunnews/Febri)