News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Netanyahu Nekat Tampilkan Peta Maroko tanpa Sahara Barat, Jubir Minta Maaf sebelum Maroko Ngamuk

Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Garudea Prabawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menampilkan peta Maroko tanpa wilayah Sahara Barat saat konferensi pers Rabu malam, (4/9/2024).

Warganet Maroko kemudian mengungkapkan kemarahan di media sosial.

Kementerian Luar Negeri Israel meresponsnya dengan mengatakan bahwa peristiwa itu disebabkan oleh “kesalahan tak disengaja”.

Adapun pada bulan Juli 2023 Netanyahu pernah mengirim surat kepada Raja Maroko Mohammed VI.

Dalam surat itu Netanyahu menyatakan bahwa Israel mengakui Sahara Barat sebagai wilayah Maroko.

“Sikap ini akan tercermin dalam semua pekerjaan dan dokumen Perserikatan Bangsa-Bangsa, organisasi regional dan internasional, yang di dalamnya Israel menjadi anggota, serta semua negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan Israel,” kata Netanyahu dikutip dari Yabiladi.

Akan tetapi, setelah perang Gaza meletus, hubungan Israel-Maroko mulai memburuk. Maroko kerap mengkritik Israel di panggung internasional dan regional.

Maroko minta bantuan Israel untuk buat satelit

Sementara itu, di tengah berlangsungnya perang Gaza, Maroko dilaporkan menandatangani kontrak dengan BUMN Israel bernama Israel Aerospace Industries (IAI) untuk membuat satelit mata-mata.

Baca juga: Ditolak Spanyol, Kapal Perang Israel Berlabuh di Maroko Sepulang dari AS, Rabat Dikutuk Warganya

Dikabarkan satelit itu akan bernilai sekitar $1 miliar atau sekitar Rp16,2 triliun.

Dikutip dari Calcalist Tech, media Prancis bernama La Tribune melaporkan Israel dan Maroko sudah membuat kesepakatan pada akhir tahun kemarin dan sudah ditandatangani beberapa hari lalu.

Satelit IAI itu diperkirakan akan rampung dan dikirimkan ke Maroko lima tahun mendatang.

Nantinya satelit baru tersebut akan menggantikan dua satelit buatan Airbus punya Maroko, yakni Mohammed VI-A dan Mohammed VI-B.

Menurut La Tribune, Maroko ingin meningkatkan kemampuan militernya di udara, darat, dan laut.

Pada Selasa (9/7/2024), IAI melapor kepada Bursa Efek Tel Aviv bahwa ada kontrak yang ditandatangani dengan pihak yang tidak diungkapkan identitasnya.

IAI mengatakan kontrak itu berdurasi sekitar lima tahun. Adapun Bursa Efek Tel Aviv tidak menjelaskan rincian kontrak tersebut.

Narasumber bidang keamanan mengonfirmasi bahwa pengumuman dari IAI itu merujuk kepada kesepakatan besar perihal pengiriman satelit mata-mata.

Sementara itu, kepala IAI yang bernama Amir Peretz sudah terbang ke Maroko guna menandatangani kontrak yang masih dirahasiakan itu.

(Tribunnews/Febri)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini