TRIBUNNEWS.COM – Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu memerintahkan pasukan pertahanan Israel (IDF) untuk mundur dari Kota Jenin dan kamp pengungsi di bagian utara Tepi Barat, Jumat (6/9/2024).
Penarikan ini dilakukan setelah IDF menggelar operasi penyerbuan selama 10 hari secara berturut-turut.
Seorang saksi mata Reuters mengatakan semua pasukan Israel meninggalkan Jenin dini hari waktu setempat pasca melancarkan serangan besar-besaran di Tepi Barat utara pada tanggal 28 Agustus kemarin.
Meskipun pasukan Israel telah menarik diri, namun para penduduk Jenin mengaku masih khawatir.
Lantaran tentara-tentara Tel Aviv sewaktu-waktu bisa kembali ke area tersebut, seperti sebelumnya pasukan Israel juga melancarkan penyerbuan yang diikuti penarikan pasukan.
Terlebih hingga kini pos-pos pemeriksaan militer di sekitar Jenin masih tetap aktif, sehingga meningkatkan kekhawatiran akan terjadinya serangan lebih lanjut.
Puluhan Orang Tewas
Mengutip dari Al Arabiya operasi penyerbuan dilakukan militer Israel dengan dalih untuk memerangi militan Palestina yang didukung Iran.
Namun operasi tersebut berubah menjadi serangan besar-besaran terhadap wilayah Jenin dan Tulkarm hingga memicu kehancuran yang luas di Tepi Barat.
Para tentara Zionis itu mengepung rumah-rumah, melakukan penggeledahan, dan menginterogasi sejumlah besar penduduk.
Para saksi melaporkan bahwa mereka mendengar ledakan dan baku tembak secara sporadis di beberapa daerah di Jenin.
Baca juga: Militer Israel Larang Menteri Palestina Kunjungi Jenin di Tengah Serangan Israel di Tepi Barat
Sosial media bahkan dihebohkan dengan beredar video suasana mencekam saat tentara Israel menembaki jurnalis yang sedang melakukan liputan di pusat kota Jenin.
Adapun video tersebut dibagikan oleh akun X @QudsNen pada Senin (2/9/2024).
Dalam video singkat tersebut sejumlah jurnalis laki-laki tampak berlarian ketika dua kendaraan tempur tentara Israel berada di lokasi tersebut.
Selama operasi digelar, kementerian kesehatan Palestina melaporkan sebanyak dua puluh satu orang di kota dan kamp pengungsian dilaporkan tewas,