TRIBUNNEWS.COM – Departemen Kehakiman Amerika Serikat mendakwa Dimitri Simes, seorang warga negara AS kelahiran Rusia sekaligus mantan penasihat kampanye presiden Donald Trump pada 2016, dengan tuduhan bekerja untuk Channel One Rusia.
Channel One Rusia merupakan jaringan televisi pemerintah yang dikenai sanksi oleh AS sejak 2022 akibat invasi Rusia ke Ukraina.
Dilaporkan The Associated Press, Simes dan istrinya, Anastasia Simes, dituduh menerima lebih dari $1 juta, termasuk mobil pribadi dan sopir, sebagai imbalan atas pekerjaan mereka untuk Channel One sejak Juni 2022.
Menurut jaksa AS, Matthew M. Graves, para terdakwa diduga melanggar sanksi yang diberlakukan sebagai respons terhadap agresi Rusia di Ukraina.
"Pelanggaran semacam itu merugikan kepentingan keamanan nasional kita. Ini adalah fakta yang seharusnya sangat dihargai oleh Dimitri Simes, dengan pengalaman mendalam yang diperolehnya dalam urusan nasional setelah melarikan diri dari Uni Soviet dan menjadi warga negara AS," ujar Graves.
Dakwaan ini muncul di tengah kekhawatiran baru tentang upaya Rusia untuk mencampuri pemilu AS yang akan datang melalui disinformasi dan propaganda daring.
Otoritas federal juga mengumumkan dakwaan terhadap dua karyawan organisasi media Rusia, RT, yang dituduh secara diam-diam mendanai sebuah perusahaan di Tennessee yang memproduksi konten pro-Rusia.
Dimitri Simes, yang juga memimpin lembaga pemikir Washington Center for the National Interest, memiliki peran penting dalam penyelidikan penasihat khusus Robert Mueller mengenai campur tangan Rusia dalam pemilihan presiden 2016 dan kemungkinan hubungannya dengan kampanye Trump.
Laporan Mueller mencatat interaksi Simes dengan berbagai tokoh yang dekat dengan Trump, termasuk menantu Trump, Jared Kushner.
Lembaga pemikir yang didirikan oleh mantan Presiden Richard Nixon ini bahkan membantu mengatur pidato kebijakan luar negeri di Hotel Mayflower, Washington.
Simes memperkenalkan Trump di antara para hadirin, termasuk Sergei Kislyak, duta besar Rusia untuk AS saat itu.
Baca juga: Goldman Sachs: Kemenangan Donald Trump di Pilpres AS 2024 Bisa Bawa Bencana Untuk PDB Negara
Meskipun demikian, Simes tidak pernah didakwa dengan kejahatan terkait penyelidikan Mueller.
Dalam wawancara sebelumnya dengan The Washington Post, Simes membela dirinya, menyatakan bahwa tidak ada aktivitas yang meragukan dilakukan oleh dirinya maupun lembaganya dalam laporan Mueller tersebut.
Sementara itu, dakwaan terhadap Anastasia Simes (55), istri Simes, menuduhnya menerima dana dari Alexander Udodov, seorang pengusaha Rusia yang dikenai sanksi karena mendukung pemerintah Rusia dan terkait dengan hubungan bisnis dengan pejabat tinggi Rusia, termasuk mantan saudara ipar Perdana Menteri Rusia, Mikhail Mishustin.