TRIBUNNEWS.COM - Israel telah menarik pasukannya dari Kota Jenin, Tepi Barat pada Jumat (6/9/2024).
Sebelumnya, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah melancarkan operasi besar-besaran di Kota Jenin selama 10 hari.
Serangan Israel di Kota Jenin ini telah menewaskan 21 warga Palestina.
Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan jumlah tersebut termasuk anak-anak dan orang tua.
Sementara 130 warga Palestina lainnya mengalami luka-luka.
Tidak hanya itu, kepergian pasukan Israel dari Jenin meninggalkan jejak kehancuran.
Middle East Monitor melaporkan, para penggali jalan mulai membersihkan tumpukan puing dan reruntuhan yang ditinggalkan oleh operasi tersebut.
Layanan air dan listrik tetap terputus dan sekitar 20 km jalan digali oleh buldoser Israel, sebuah taktik yang menurut militer ditujukan untuk menetralisir bom pinggir jalan tetapi telah menghancurkan sebagian besar pusat kota.
Setelah 9 hari mengungsi, warga Jenin akhirnya kembali ke rumah mereka.
“Warga Palestina di Jenin akhirnya bisa keluar dari rumah mereka dan melihat serta menilai tingkat kerusakan, sementara mereka yang terpaksa meninggalkan [kota] akhirnya kembali,” kata jurnalis Leila Warah, yang melaporkan dari Ramallah.
Sebelumnya, pemerintah Kota Jenin telah melaporkan kerusakan jalan dan infrastruktur setelah serangan Israel.
Ia menjelaskan, agresi Israel di Jenin telah menyebabkan 70 persen jalan di kota tersebut hancur total.
Baca juga: Pasukan Israel Mundur dari Jenin, 10 Hari Agresi Israel di Jenin Menyebabkan 21 Orang Tewas
Serangan tersebut telah berdampak parah pada infrastruktur dan layanan penting lainnya.
Direktur Hubungan Masyarakat dan Media untuk kotamadya , Bashir Mataaen menjelaskan serangan Israel juga telah membuat 80 persen pasokan air terganggung.
Selain infrastruktur, pasar yang berada di pusat kota juga hangus terbakar akibat serangan Israel.
Rumah-rumah dan kendaraan milik warga juga hancur lebur.
Meski penarikan pasukan ini belum dikonfirmasi, militer Israel hanya mengumumkan pihaknya telah melakukan aktivitas kontraterorisme di wilayah Jenin, dikutip dari Al Jazeera.
Pernyataan tersebut menyatakan bahwa mereka telah menewaskan 14 militan Palestina dan menangkap lebih dari 30 "tersangka" di Jenin selama pengepungan.
IDF juga mengklaim telah menghancurkan sekitar 30 bahan peledak, serta gudang senjata bawah tanah yang terletak di bawah sebuah masjid dan sebuah laboratorium untuk produksi bahan peledak.
Sebagai informasi, IDF melancarkan serangan di utara Tepi Barat pada tanggal 28 Agustus yang menargetkan Jenin dan Tulkarem.
Selama 10 hari, bentrokan sengit terjadi antara IDF, dengan pejuang Palestina dari berbagai faksi termasuk Hamas, Jihad Islam, dan Fatah.
Jenin, di bagian utara Tepi Barat, telah lama menjadi target militer Israel.
IDF mengatakan bahwa operasi di Jenin dan Tulkarem adalah untuk menggagalkan kelompok-kelompok yang didukung Iran yang merencanakan serangan terhadap warga sipil Israel.
Sementara fokus utama militer Israel selama sebagian besar tahun lalu berada di Gaza.
Meski begitu, Tepi Barat juga tidak luput dari serangan Israel.
Kekerasan terus meningkat di Tepi Barat.
Mulai dari bentrokan berulang antara militer dan pejuang Palestina, serta penggerebekan oleh pemukim Yahudi ilegal di desa-desa Palestina.
Lebih dari 680 warga Palestina telah tewas di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.
Mereka yang tewas kebanyakan adalah pemuda Palestina.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Artikel Lain Terkait Jenin, Tepi Barat dan Konflik Palestina vs Israel