Sebuah video menunjukkan sang ayah menangis tidak percaya.
Ibunya terlihat meringkuk di atas tubuh Tala.
"Kami semua terkejut. Kami tidak pernah membayangkannya," kata ayahnya.
"Anak-anak saya yang lain juga terkejut. Rasanya seperti mimpi buruk," katanya.
"Ibunya, semoga Tuhan memberinya ketabahan, sangat terkejut.. Dia tidak percaya apa yang terjadi."
Abu Ajwa mengatakan serangan udara itu melukai beberapa anak, yang masih dirawat di rumah sakit, dan menewaskan delapan orang lainnya.
Sosok Tala
Abu Ajwa, sang ayah, adalah seorang guru kimia sekolah menengah sebelum perang.
Pekerjaannya membuatnya mampu membelikan kebutuhan pokok dan beberapa barang tambahan untuk diberikan kepada putri sulungnya, Tala.
“Sepatu roda yang dikenakannya, dia sangat ingin memilikinya," kata Abu Ajwa.
“Dia senang bermain. Dia mencintai hidup."
Tala adalah anak tengah.
Baca juga: Israel Tembak Mati 2 Perempuan di Tepi Barat: 1 dari AS, Satunya Lagi Warga Palestina
Ia memiliki satu kakak laki-laki dan satu adik laki-laki.
Kemudian adik bungsunya, seorang perempuan, baru lahir sekitar satu tahun yang lalu.
Abu Ajwa membagikan foto-foto keluarganya sebelum perang dengan NPR.