News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Israel Bantai Al Mawasi Khan Yunis, Tenda-Tenda Jadi Lubang Besar, Hamas: Pembersihan Etnis!

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tim SAR Palestina tengah mencari korban di tengah timbunan tanah di sebuah kawah besar dampak ledakan pengeboman Israel di Al Mawasi, Khan Yunis, Gaza Selatan, Senin (9/9/2024) malam.

Israel Lakukan Pembantaian Al Mawasi Khan Yunis, Tenda-Tenda Jadi Lubang Besar, Hamas: Tak Ada Milisi di Sana

TRIBUNNEWS.COM - Faksi-faksi milisi perlawanan Palestina mengutuk pembantaian mengerikan yang dilakukan oleh pendudukan Israel di daerah al-Mawasi, Khan Younis, di Gaza Selatan, Senin malam atau Selasa (10/9/2024) dini hari.

Milisi Perlawanan Palestina menekankan kalau pemerintah Amerika Serikat (AS) dan presidennya adalah mitra pendudukan Israel dalam pembunuhan rakyat Palestina.

Sebanyak 40 warga sipil Palestina dilaporkan meninggal karena pengeboman Israel tersebut di zona yang mereka sendiri tetapkan sebagai 'safe zone.' 

Baca juga: Al Qassam Siarkan Adegan Drone Bunuh Diri Hantam Rumah Persembunyian Tentara Israel di Khan Yunis

Gerakan Perlawanan Palestina, Hamas mengutuk pendudukan Israel karena melakukan pembantaian mengerikan pada Senin malam di al-Mawasi, Khan Younis, selatan Jalur Gaza.

Pembantaian itu dilakukan pesawat tempur pendudukan Israel dengan menargetkan tenda-tenda warga Palestina yang mengungsi dengan bom-bom berat.

Pasca-pembantaian, tampak lubang-lubang besar dampak ledakan di bekas tenda-tenda pengungsi yang hancur karena ledakan.

Dalam sebuah pernyataan, Hamas menekankan bahwa "serangan brutal terhadap daerah yang dinyatakan sebagai zona aman oleh pendudukan ini menegaskan genosida yang sedang berlangsung yang dilakukan oleh pemerintah Israel yang mirip Nazi terhadap rakyat Palestina."

Hamas menuduh Israel secara sengaja melakukan "pembantaian keji dengan dukungan penuh dari pemerintah AS, yang terlibat dalam agresi tersebut,".

"Pembantaian dilakukan tanpa menunjukkan rasa hormat terhadap hukum internasional atau hukum humaniter atau resolusi yang menyerukan diakhirinya kekerasan," kata pernyataan Hamas.

Hamas membantah klaim pasukan pendudukan Israel yang menyatakan kalau personel dan milisi perlawanan ada di lokasi yang menjadi sasaran.

Hamas menyebut klaim Israel sebagai "kebohongan terang-terangan" yang digunakan pendudukan Israel untuk membenarkan kejahatannya.

Hamas, sekali lagi, membantah kalau "anggotanya berada di antara perkumpulan warga sipil atau menggunakan lokasi tersebut untuk tujuan militer."

Gerakan tersebut selanjutnya menyerukan kepada masyarakat internasional, Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan lembaga politik, kemanusiaan, dan peradilan untuk "memikul tanggung jawab mereka dalam menghentikan pembantaian ini,".

Hamas juga mendesak mereka untuk mengambil tindakan yang diperlukan untuk "membawa penjahat perang Zionis ke Mahkamah Pidana Internasional dan meminta pertanggungjawaban mereka."

Gerakan Mujahidin: AS Ikut Bertanggung Jawab atas Pembantaian Al-Mawasi

Gerakan Mujahidin Palestina mengutuk kejahatan di Khan Younis, yang merenggut nyawa lebih dari 40 orang martir dan melukai lebih dari 65 orang, dalam jumlah korban yang belum selesai, menganggapnya sebagai kejahatan baru dalam perang pemusnahan yang dilakukan oleh "pemerintah fasis entitas yang menggunakan senjata Barat-Amerika" terhadap rakyat Palestina.

Gerakan ini menganggap pemerintah AS dan presidennya, Joe Biden, sepenuhnya bertanggung jawab atas "kejahatan keji" di Khan Younis "dan semua kejahatan musuh terhadap rakyat kami," menganggapnya sebagai mitra utama dalam pembersihan etnis rakyat Palestina karena terus memberikan perlindungan internasional dan dukungan militer kepada "pemerintahan Nazi Netanyahu."

Gerakan tersebut lebih lanjut menekankan kalau pembenaran pendudukan Israel atas kejahatan tersebut adalah "salah dan tidak masuk akal karena terus membunuh dan meneror sebagai bagian dari serangkaian tindakan yang bertujuan untuk menghancurkan keinginan rakyat kami dan mengusir mereka dari tanah mereka."

(oln/almydn/*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini