TRIBUNNEWS.com - Di tengah isu Teheran memasok rudal untuk Rusia, Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov, memberikan tanggapan.
Menurutnya, informasi sedemikian rupa tak selalu benar.
Meski demikian, Peskov menegaskan Iran adalah mitra penting bagi Rusia.
Peskov mengungkapkan Rusia dan Iran tengah mengembangkan hubungan kerja salam di semua bidang, termasuk perdagangan dan ekonomi.
Ia juga menyinggung rencana kerja sama Rusia dan Iran dalam bidang yang menurutnya paling sensitif.
"Kami telah melihat laporan ini (soal Iran memasok rudal untuk Rusia), tidak selalu informasi seperti ini benar," ungkapnya, Senin (9/9/2024), dikutip dari Al Jazeera.
"Iran adalah mitra penting kami. Kami tengah mengembangkan hubungan perdagangan dan ekonomi."
"Saat ini, kami tengah mengembangkan kerja sama dan dialog di semua bidang yang memungkinkan, termasuk bidang yang paling sensitif," imbuhnya.
Sebelumnya, Uni Eropa mengklaim mereka memiliki "informasi yang dapat dipercaya" mengenai pasokan rudal untuk pasukan Rusia yang berperang di Ukraina.
Senada dengan Uni Eropa, Amerika Serikat (AS) juga mengungkapkan Rusia telah menerima pasokan rudal balistik jarak pendek.
Rudal itu, kata Menteri Luar Negeri As, Antony Blinken, berasal dari Iran.
Baca juga: 12 Kapal Israel Jadi Sasaran Iran, Panglima Tertinggi IRGC: Ini adalah Serangan Balasan
"Rusia kini telah menerima pengiriman rudal balistik ini dan kemungkinan akan menggunakannya dalam beberapa minggu di Ukraina, melawan Ukraina," ungkapnya, Selasa (10/9/2024).
"Pasokan rudal Iran memungkinkan Rusia menggunakan lebih banyak persenjataannya untuk target yang jauh dari garis depan," imbuhnya.
Iran Tegas Membantah
Sementara itu, tuduhan tersebut telah dibantah oleh Iran.
Komandan Senior Korps Garda Revolusi Iran (IRGC), Brigadir Fazlollah Nozari, memastikan tidak ada rudal yang dikirim ke Rusia.
Menurutnya, tuduhan itu terlihat seperti perang psikologis.
Ia juga menekankan Iran tak mendukung pihak manapun dalam konflik Rusia dan Ukraina.
"Tidak ada rudal yang dikirim ke Rusia dan klaim ini merupakan semacam perang psikologis," tegasnya, Senin, dikutip dari Kantor Berita Buruh Iran.
"Iran tidak mendukung pihak manapun dalam konflik Ukraina-Rusia," lanjut dia.
Bantahan serupa juga disampaikan Juru Bicara Kementerian Luar egeri Iran, Nasser Kanaani, dalam sebuah konferensi pers.
Baca juga: Panglima IRGC: Tanda-tanda Kejatuhan Israel Makin Nyata, Yakinlah Pembalasan Akan Datang!
Kanaani menyebut, pihak-pihak yang menuduh Iran justru adalah negara pemasok senjata terbesar untuk Israel.
"Kami dengan tegas menolak klaim mengenai peran Iran dalam mengekspor senjata ke salah satu pihak dalam perang ini (Rusia vs Ukraina)," ujar Kanaani, Senin.
"Para penuduh Iran adalah mereka yang merupakan pengekspor senjata terbesar ke salah satu pihak yang bertikai," sambungnya.
Terbaru, misi Iran untuk PBB juga menyampaikan bantahannya.
Misi Iran itu mengungkapkan, memberi bantuan militer kepada pihak yang terlibat konflik hingga menyebabkan jatuhnya korban jiwa, adalah hal tak manusiawi.
"Iran menganggap pemberian bantuan militer kepada pihak-pihak yang terlibat dalam konflik – yang menyebabkan meningkatnya korban jiwa, kerusakan infrastruktur, dan menjauhnya negosiasi gencatan senjata – sebagai tindakan yang tidak manusiawi," tuturnya.
"Oleh karena itu, Iran tidak hanya tidak terlibat dalam tindakan tersebut, tetapi juga meminta negara lain untuk menghentikan pasokan senjata kepada pihak yang terlibat dalam konflik," tegas dia.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)