TRIBUNNEWS.COM – Calon Presiden Amerika Serikat (AS) Kamala Harris mengatakan, Donald Trump akan 'dimakan' Presiden Rusia Vladimir Putin untuk makan siangnya.
Pernyataan itu disampaikan Harris saat debat capres AS pada Selasa (10/9/2024), yang berlangsung panas.
Keduanya membahas perang Rusia-Ukraina yang belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir.
“Putin akan mengganyang Anda untuk makan siang,” kata Harris kepada Trump, dikutip dari CNBC.
Harris juga mengklaim jika Trump kembali menjadi presiden, Putin saat ini akan “duduk di Kyiv”.
Capres dari Partai Demokrat itu menyebut Trump siap menelantarkan Ukraina.
“Paham alasan sekutu Eropa dan sekutu NATO kita sangat bersyukur karena Anda tak lagi menjadi presiden dan kita memahami pentingnya aliansi militer terbesar di dunia, yakni NATO,” ujar Harris.
Dia mengatakan AS ingin memastikan Ukraina bisa berjuang mendapatkan kemerdekaannya.
“Jika tidak, Putin akan duduk di Kyiv sambil mengarahkan pandangannya ke wilayah Eropa lainnya. Dimulai dari Polandia.”
Di sisi lain, Trump membantah tudingan lawannya. Dia mengklaim perang di Ukraina tak akan meletus jika dia masih orang nomor satu di AS.
“Putin akan duduk di Moskwa dan dia tak akan kehilangan 300.000 pria dan wanita [dalam perang],” ujar Trump.
Baca juga: Kamala Harris Dituduh Curang Pakai Anting Mutiara Earphone Saat Debat Capres, Pendukung Trump Protes
Adapun jumlah korban jiwa dalam perang Rusia-Ukraina belum diketahui dengan pasti. Kedua belah pihak belum merilis informasi resmi tentang hal itu.
Meski demikian, intelijen AS memperkirakan ada sekitar 315.000 tentara Rusia yang tewas atau terluka tahun lalu.
Trump berulang kali menegaskan bahwa dia bisa memangkas bantuan militer untuk Ukraina dan berupa mengakhiri perang secepatnya.
Capres yang kerap membuat kontroversi itu mengatakan ingin menyudahi perang demi menyelamatkan nyawa.
Dia mengaku akan merundingkan kesepakatan damai dengan Rusia. Bahkan, dia pernah mengaku bisa menghentikan perang Rusia-Ukraina hanya dalam 24 jam apabila dia menjadi presiden.
Rusia marah
Rusia gusar setelah Harris mencatut nama Putin dalam debat capres melawan Trump.
Menurut juru bicara Kremlin, baik Harris maupun Trump adalah sosok yang agresif.
“Nama Putin digunakan sebagai salah satu alat untuk pertarungan politik dalam negeri Amerika,” ujar Peskov dikutip dari Russia Today.
“Kami tidak menyukainya sama sekali. Kami berharap mereka akan meninggalkan nama presiden kami.”
Sementara itu, juru bicara Menteri Luar Negeri Rusia Maria Zakharova menyebut debat capres AS tidak relevan.
Zakharova mengatakan debat itu justru mengingatkannya kepada pertandingan gulat di kapal Titanic.
Adapun Putin pernah berkata bahwa Harris adalah capres AS kesukaannya karena dia punya “tawa yang menular”.
Kata Putin, seseorang yang punya semangat baik tidak akan menerapkan lebih banyak kebijakan anti-Rusia.
Peskov menolak mengonfirmasi apakah “dukungan” Putin kepada Harris itu memang serius atau guyonan saja seperti kata para komentator politik.
Rusia sudah berulang kali mengatakan tak punya kepentingan dalam pemilu di negara lain, termasuk AS. Negara terbesar di dunia itu akan menghormati apa pun keputusan para pemilih.
(Tribunnews/Febri)