TRIBUNNEWS.COM – Amerika Serikat (AS) dilaporkan memulangkan kapal induk USS Theodore Roosevelt dari Timur Tengah.
Dalam beberapa minggu terakhir AS memang mengerahkan dua kapal induknya di kawasan yang tengah bergejolak itu.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin telah memerintahkan Roosevelt untuk memperpanjang masa berlabuhnya di sana. Kala itu kapal induk lainnya, USS Abraham Lincoln, diminta segera berlabuh di Timur Tengah.
Dikutip dari Associated Press, AS meningkatkan jumlah pasukannnya di Timur Tengah untuk membantu Israel seandainya negara itu diserang oleh Iran dan sekutunya.
Para komandan AS sudah lama meyakini keberadaan satuan tempur kapal induk terbukti efektif sebagai sarana pencegahan di Timur Tengah, terutama pencegahan terhadap serangan Iran.
Sejak perang Gaza meletus bulan Oktober 2023, kapal induk AS berada di Timur Tengah. Bahkan, terkadang dua kapal induk di sana dalam satu waktu.
Beberapa bulan lalu USS Dwight D. Eisenhower dikerahkan di Laut Merah guna membantu Israel dan kapal dagang dari serangan kelompok Houthi di Yaman.
Kapal itu yang bermarkas di Norfok, Virginia, itu dipulangkan setelah dikerahkan delapan bulan.
Pejabat AS mengatakan Roosevelt dan kapal perusak USS Daniel Inouye diperkirakan akan berada di Indo-Pasifik hari Kamis ini.
USS Russell, kapal perusak lain dalam satuan kapal induk itu, sudah meninggalkan Timur Tengah dan kini beroperasi di Laut Tiongkok Selatan.
Adapun Lincoln saat ini berada di Teluk Oman dengan beberapa kapal perang lainnya. Lincoln tiba di Timur Tengah sekitar tiga minggu lalu.
Baca juga: AS Peringatkan Israel: Kapal Induk Kami Tak Bisa Terus-terusan Ada Buat Lindungi Kalian
Waktu tepat bagi Iran untuk serang Israel?
Pulangnya satu kapal induk AS bisa menjadi kesempatan Iran untuk melancarkan serangan besar ke Israel.
Iran hingga kini belum menyerang Israel meski sudah bersumpah akan melakukannya.
Serangan Iran itu akan menjadi balasan atas pembunuhan Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh oleh Israel akhir Juli lalu.
Seorang anggota Dewan Nasional Palestina bernama Osama Al-Ali buka suara mengenai serangan Iran yang tak kunjung dilakukan. Al-Ali mengatakan Iran menunggu momen tepat untuk menyerang.
“Menunda (seranga) balasan itu sepenuhnya persoalan taktikal,” kata Al-Ali saat diwawancarai Al Hadath, dikutip dari Maariv.
Dia mengatakan semua opsi atau pilihan perihal serangan balasan itu bisa dirundingkan.
“Respons yang tepat ialah tidak merespons atau berbicara, tetapi tetap bungkam. Diamlah dan tunggu momen tepat ketika lingkaran perlindungan yang dibuat oleh Amerika Serikat (AS) di sekeliling Israel hancur. Mereka (Israel dan AS) melakukan upaya pertahanan yang hebat,” kata Ali menjelaskan.
Ali menyebut Iran menunggu situasi normal dulu. Setelah itu, Iran akan melancarkan serangan tiba-tiba seperti yang dilakukan Israel ke Mesir dalam Perang Enam Hari tahun 1967.
“Inilah bagaimana perang dijalankan. Mereka (Israel) mengebom semua pesawat Abdel Nasser,” ujar Ali.
Menurut Ali, serangan itu mengejutkan atau terjadi secara tiba-tiba.
Baca juga: John Kirby: AS akan Bela Israel dalam Setiap Serangan Iran, AS Simpan Kapal induk di Timur Tengah
Seperti Ali, media Iran International juga menyebut Iran mungkin merasa dihalangi oleh AS yang memamerkan kekuatannya di Timur Tengah.
“Iran memahami dengan jelas bahwa AS teguh dalam mempertahankan kepentingan kita, rekan kita, dan rakyat kita. Kita memindahkan banyak aset militer ke kawasan itu untuk menegaskan sikap itu,” kata seorang pejabat senior AS kepada wartawan The Washington Post.
Meski demikian, Iran terus menegaskan akan menyerang Israel.
Ketika berbicara dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron, Presiden Iran Masoud Pezeshkian menuding Israel memicu konflik di Timur Tengah
“(Lewat) tindakan jahat dan aksi teroris di Gaza serta pembunuhan Ismail Haniyeh,” kata Pezeshkian pada hari Rabu, (7/8/2024).
(Tribunnews/Febri)