TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Jepang mengatakan bahwa Korea Utara menembakkan rudal balistik pada hari Kamis (12/9/2024).
Namun uji coba rudal balistik Korea Utara kali ini jatuh tepat di luar Zona Ekonomi Eksklusif Jepang di Laut Timur (East Sea).
Menurut Kementerian Pertahanan Jepang, rudal tersebut diluncurkan dari pantai barat Korea Utara antara pukul 7.10 pagi dan 7.14 pagi, waktu setempat.
Tidak hanya satu, Korea Utara meluncurkan 2 rudal jarak pendek sekitar 350 kilometer dan ketinggian maksimum sekitar 100 kilometer.
Peluncuran rudal ini memicu protes Jepang.
Pasalnya, ini menjadi pertama kalinya sejak 1 Juli 2024.
Menteri Pertahanan Jepang Minoru Kihara mengatakan bahwa peluncuran ini adalah pelanggaran.
"Peluncuran tersebut sebagai pelanggaran nyata terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB dan sama sekali tidak dapat diterima," kata Minoru Kihara, dikutip dari Anadolu Anjansi.
Selain Jepang, AS dan Korea Selatan juga mengutuk peluncuran rudal dari Korea Utara tersebut.
Peluncuran tersebut menyusul janji pemimpin Korea Utara Kim Jong Un pada hari Senin (9/9/2024).
Di mana Kim Jong Un berjanji akan meningkatkan persenjataan nuklir Korea Utara.
“Kami sekarang dengan sempurna melaksanakan kebijakan membangun angkatan bersenjata nuklir dengan meningkatkan jumlah senjata nuklir secara bertahap,” kata Kim.
Baca juga: Akui Siap Lawan AS, Kim Jong Un Tingkatkan Senjata Nuklir Korea Utara
Dalam pidatonya yang menandai ulang tahun ke-76 berdirinya negaranya, Kim Jong Un mengatakan ia akan menyiapkan kekuatan nuklirnya.
Menurut Kim Jong Un, dengan meningkatkan senjata nuklir Korea Utara, maka keselamatan negaranya lebih terjamin.
"Korea Utara harus lebih menyeluruh mempersiapkan kemampuan nuklirnya dan kesiapannya untuk menggunakannya dengan benar pada waktu tertentu dalam menjamin hak keamanan negara", kata KCNA, dikutip dari ABC.net.
Ia menegaskan kemampuan nuklir yang bertambah akan memudahkan negaranya untuk melawan Amerika Serikat.
"Kehadiran militer yang kuat diperlukan untuk menghadapi berbagai ancaman yang ditimbulkan oleh Amerika Serikat dan para pengikutnya," tambahnya.
Pemimpin Korut itu mengungkapkan kondisi negaranya saat ini sedang menghadapi ancaman serius.
Di mana Korea Selatan memperkuat kemitraan pertahanannya dengan AS dan Jepang setelah ketiga negara menandatangani pakta pelatihan militer pada bulan Juli.
Oleh karena itu, upaya peningkatan senjata nuklir ini akan segera dilakukan.
"Korea Utara akan melipatgandakan langkah-langkah dan upayanya untuk membuat semua angkatan bersenjata negara tersebut, termasuk kekuatan nuklir, sepenuhnya siap untuk bertempur," kata KCNA.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Artikel Lain Terkait Korea Utara dan Jepang