TRIBUNNEWS.COM, VIETNAM - Badai topan dahsyat yang melanda Vietnam terus memakan korban.
Terbaru, jumlah korban jiwa akibat topan itu terus meningkat dan kini mencapai 233 orang hingga Jumat (13/9/2024).
Jumlah korban tewas meningkat setelah tim penyelamat berhasil menemukan lebih banyak jenazah di daerah yang terdampak tanah longsor dan banjir bandang.
Topan Yagi, yang menerjang Vietnam pada Sabtu (7/9/2024), membawa hujan lebat selama sepekan penuh, memicu banjir bandang dan tanah longsor, terutama di kawasan pegunungan utara Vietnam.
Menurut laporan pemerintah, sebanyak 103 orang masih dinyatakan hilang, dan lebih dari 800 orang mengalami luka-luka.
Hampir satu pekan setelah Topan Yagi melanda, banjir besar akibat meluapnya Sungai Merah di ibu kota Hanoi mulai surut, namun banyak wilayah masih terendam air.
Di wilayah utara, kondisi lebih memprihatinkan. Para ahli memperkirakan mungkin butuh beberapa hari lagi sebelum bantuan dapat menjangkau daerah yang paling parah terdampak.
29 Jenazah Ditemukan
Sebanyak 29 jenazah korban dari 31 orang yang hilang di lokasi longsor di desa Khuoi Ngoa, komune Ca Thanh, distrik Nguyen Binh, provinsi Cao Bang ditemukan oleh pihak berwenang.
Pihak berwenang masih berusaha mencari korban yang tersisa.
Longsor Khuoi Ngoa terjadi pada dini hari tanggal 9 September.
Longsor tersebut menghanyutkan 3 mobil berpenumpang.
Satu mobil penumpang 29 kursi, mobil 4 kursi, dan mobil kosong.
Termasuk sejumlah sepeda motor masuk ke dalam jurang, aliran sungai dan hanyut.
Melalui verifikasi, sekitar 31 orang hilang.
Saat ini jenazah korban sudah ditemukan sebanyak 29 orang, sedangkan 2 korban belum ditemukan.
Hingga saat ini, bencana tanah longsor di distrik Nguyen Binh telah menemukan 51 jenazah korban.
Lebih dari 500 personel, dibantu anjing pelacak, telah dikerahkan ke lokasi.
Dalam kunjungannya ke lokasi bencana pada Kamis, Perdana Menteri Pham Minh Chinh berjanji tidak akan berhenti sampai semua korban ditemukan.
Di dekat lokasi bencana, peti mati telah dipersiapkan untuk menyambut kemungkinan terburuk.
Dampak Topan
Dampak dari Topan Yagi, yang disebut sebagai yang terkuat dalam beberapa dekade terakhir, juga dirasakan di negara-negara tetangga seperti Thailand, Laos, dan Myanmar.
Di Thailand, 10 orang dilaporkan tewas akibat banjir dan tanah longsor.
Perdana Menteri Paetongtarn Shinawatra mengunjungi penduduk yang terkena dampak di kota perbatasan Mae Sai pada Jumat.
Sementara itu, bantuan internasional mulai mengalir ke Vietnam pasca-badai.
Australia telah menyalurkan bantuan kemanusiaan sebesar 2 juta dolar Australia, sedangkan Korea Selatan berjanji akan memberikan bantuan senilai 2 juta dolar AS.
Kedutaan Besar Amerika Serikat di Hanoi pada Jumat mengumumkan akan memberikan bantuan sebesar 1 juta dolar AS melalui Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID).
"Bantuan dari USAID akan terus dipantau oleh para ahli bencana untuk memastikan bantuan segera sampai kepada mereka yang membutuhkan," kata perwakilan kedutaan AS dalam pernyataan resminya.
Selain dampak kemanusiaan, topan dan hujan deras yang menyertainya juga merusak berbagai pabrik di provinsi-provinsi utara Vietnam, termasuk di Haiphong, pusat industri yang menjadi rumah bagi perusahaan mobil listrik VinFast dan beberapa pemasok komponen Apple.
Kerusakan ini diperkirakan akan mengganggu rantai pasokan global, menurut laporan dari Center for Strategic and International Studies (CSIS).
“Meskipun 95 persen bisnis di Haiphong diperkirakan akan kembali beroperasi pada 10 September, upaya perbaikan kemungkinan akan mengurangi produktivitas dalam beberapa minggu dan bulan mendatang,” tulis CSIS.
Sumber: AP/Soha.Vn