“Hal ini terjadi ketika Korea Utara terus aktif mengembangkan kemampuan senjata nuklirnya meskipun ada sanksi internasional serta keberatan dari Korea Selatan," lapor McBride.
Sementara itu, seorang ahli Korea Utara sekaligus peneliti di lembaga pemikir Stimson Center yang berpusat di Amerika Serikat, Jenny Town mengatakan kepada Reuters kalau gambar-gambar itu menunjukkan "seberapa maju kemampuan pengayaan Korea Utara.
McBride dari Al Jazeera mengatakan, foto-foto juga dirilis yang memperlihatkan Kim menyaksikan uji coba rudal dan pelatihan pasukan khusus Korea Utara yang tampaknya diadakan pada hari Kamis (12/9/2024).
Pilpres Amerika
Para ahli mengatakan, pengungkapan publik yang tiba-tiba mengenai fasilitas pengayaan uranium tersebut dapat dimaksudkan untuk memengaruhi pemilihan presiden (Pilpres) AS yang digelar pada bulan November mendatang.
"Gambar-gambar tersebut merupakan pesan kepada pemerintahan berikutnya bahwa denuklirisasi Korea Utara tidak mungkin dilakukan", kata Hong Min, analis senior di Institut Korea untuk Penyatuan Nasional, kepada kantor berita AFP.
“Ini juga merupakan pesan yang menuntut negara lain untuk mengakui Korea Utara sebagai negara nuklir,” tambahnya.
Siap Lawan Amerika Serikat
Belum ada seminggu ini, saat Kim Jong Un menyampaikan pidato selama ulang tahun ke-76 berdirinya Korea Utara, ia berjanji untuk meningkatkan kemampuan senjata nuklirnya, ABC.net melaporkan.
“Kami sekarang dengan sempurna melaksanakan kebijakan membangun angkatan bersenjata nuklir dengan meningkatkan jumlah senjata nuklir secara bertahap,” kata Kim Jong Un pada hari Senin (9/9/2024) kemarin.
Bagi pria berusia 40 tahun itu, dengan meningkatkan senjata nuklir, maka keselamatan Korea Utara jadi lebih terjamin.
"Korea Utara harus lebih menyeluruh mempersiapkan kemampuan nuklirnya dan kesiapannya untuk menggunakannya dengan benar pada waktu tertentu dalam menjamin hak keamanan negara", papar Agensi Berita Pusat Korea atau KCNA.
Menurut Kim, dengan bertambahnya kemampuan nuklir, Korea Utara akan mudah untuk melawan Amerika Serikat.
"Kehadiran militer yang kuat diperlukan untuk menghadapi berbagai ancaman yang ditimbulkan oleh Amerika Serikat dan para pengikutnya," tambahnya.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)