"Ini akan menjadi preseden bagi pemerintah lain untuk melabeli organisasi PBB jika mereka bertindak dengan cara yang tidak disetujui negara tersebut," jelasnya.
Pada Rabu (11/9/2024) lalu, UNRWA mengatakan enam anggota staf tewas dalam dua serangan udara yang menghantam sekolah al-Jaouni di Nuseirat di Gaza tengah.
Pasukan Pertahanan Israel mengatakan serangan itu menewaskan sembilan anggota Hamas, tiga di antaranya bekerja sebagai pekerja UNRWA.
Namun, Lazzarini mengatakan, IDF sebelumnya tidak memberi tahu agensinya bahwa ketiga staf tersebut adalah anggota Hamas.
"Tidak satu pun dari nama-nama ini pernah ada dalam daftar IDF yang diberitahukan kepada kami, jadi saya sama sekali tidak dapat memastikannya," katanya.
"Orang-orang ini bekerja di tempat penampungan. Tidak ada indikasi bahwa mereka adalah anggota militer," tegas Lazzarini.
Adapun UNRWA merupakan salah satu badan terbesar PBB.
UNRWA memiliki 13.000 staf yang bekerja di Gaza dan lebih dari 30.000 di wilayah tersebut, yang menyediakan fasilitas kesehatan dan pendidikan bagi pengungsi Palestina.
Baca juga: Israel Rilis Foto Terowongan Rafah di Dekat Philadelphia, Klaim Ada Labirin
Update Perang Israel-Hamas
Dikutip dari Al Jazeera, militer Israel terus menggempur Gaza, menewaskan beberapa warga Palestina dalam serangan di Kota Gaza dan Khan Younis, sehari setelah sedikitnya 19 orang tewas dalam serangan di seluruh Jalur Gaza.
Tahap pertama program vaksinasi polio yang dipimpin PBB telah resmi berakhir.
Sekitar 560.000 anak telah menerima dosis pertama mereka selama 12 hari.
Sekjen PBB mengatakan kepada Al Jazeera bahwa AS harus menekan Israel untuk mengakhiri perang yang menghancurkan di Gaza, tetapi mengakui, “Saya cukup tahu kehidupan politik Amerika untuk tahu bahwa itu tidak akan terjadi”.
Seorang warga Palestina tewas dan enam lainnya terluka akibat penembakan Israel terhadap sebuah tenda pengungsi di daerah al-Mawasi, sebelah barat Khan Younis.
Penembakan tersebut juga menyebabkan kebakaran di beberapa tenda.