"Maksimum 15 menit dari Yaman ke Israel Dari Yaman utara, rudal hanya membutuhkan waktu 12-15 menit untuk mencapai Israel tengah," tulis analisis soal karekteristik rudal yang diluncurkan Houthi ke Israel tersebut.
Berat pra-peluncuran rudal diperkirakan 15-17 ton.
"Tetapi hulu ledaknya sendiri berbobot sekitar 650 kilogram, muatan peledak signifikan yang dikombinasikan dengan kecepatan tumbukannya, dapat menyebabkan kerusakan parah pada struktur sipil dan juga militer yang dilindungi dengan lemah," kata laporan tersebut soal dampak ledakan yang dihasilkan rudal Houthi.
Sistem Pertahanan Arrow Tak Berfungsi
Ulasan itu juga menyatakan kalau sebenarnya ada tahap deteksi untuk peluncuran rudal semacam itu, yang tampaknya tidak berfungsi pada Minggu pagi kemarin.
"Ketika rudal itu disiapkan untuk diluncurkan, rudal itu berada di area terbuka yang dapat dilihat oleh satelit pengintai Israel dan Amerika, yang seharusnya memantau lokasi peluncuran potensial," jelas ulasan tersebut.
Ketika rudal diluncurkan, panas hebat yang dihasilkan oleh mesinnya dideteksi oleh jaringan satelit peringatan rudal Amerika, dan informasinya seharusnya diteruskan ke IDF.
Beberapa sistem radar seharusnya mendeteksi dan melacak rudal itu ketika berada di lintasannya menuju Israel.
Ini termasuk radar dari angkatan laut Amerika dan Israel di Laut Merah, radar pita-X jarak jauh yang diproduksi oleh Raytheon dan ditempatkan di Negev, yang dioperasikan oleh pasukan Amerika, dan terakhir, radar sistem Arrow.
Masih belum jelas apakah rudal itu terdeteksi tepat waktu dan mengapa tidak dicegat oleh sistem Arrow seperti yang direncanakan.
Baca juga: Hamas Sudah Selesai, Pejabat AS: Militer Israel Putuskan Mulai Perang Besar Lawan Hizbullah
Hizbullah: Israel Rapuh di Semua Tingkatan
Kelompok bersenjata Lebanon, Hizbullah, mengatakan pihaknya “sangat memuji” Houthi atas serangan rudal mereka terhadap Israel.
Sebuah rudal yang ditembakkan oleh kelompok Houthi Yaman yang didukung Iran, mendarat di wilayah terbuka di Israel tengah pada Minggu (15/9/2024) dini hari.
Hal itu memicu sirene serangan udara di bandara internasionalnya, dalam dampak terbaru dari perang yang berlangsung di Gaza.
Menurut Hizbullah, serangan Houthi “mengungkapkan kelemahan dan kerapuhan” militer Israel “di semua tingkatan”.
"Keputusan berani yang diambil oleh para pemimpin terhormat di Yaman untuk menanggapi agresi tersebut adalah ekspresi sejati dari posisi umum dan bersatu dari poros perlawanan di semua lini, untuk terus mendukung dan menopang rakyat Palestina yang tertindas dan perlawanan mereka yang terhormat dan gagah berani," kata Hizbullah, Senin (16/9/2024), dilansir Al Jazeera.