TRIBUNNEWS.COM - Tentara Israel (IDF) kembali jadi korban tewas di Jalur Gaza, Palestina, setelah masuk dalam jebakan Brigade Al-Qassam.
Sebanyak empat personel IDF tewas setelah masuk di dalam rumah yang kemudian diledakkan oleh Al-Qassam, Selasa (17/9/2024).
Menurut informasi yang diungkapkan, sayap militer gerakan perlawanan Palestina Hamas, Brigade Al-Qassam, meledakkan alat peledak berkekuatan tinggi di dalam sebuah gedung tempat pasukan Israel berada.
Keempat personel IDF itu tewas seketika.
Setelah ledakan tersebut, tentara Israel dilaporkan menjadi sasaran tembakan hebat dari pejuang Palestina.
Helikopter militer Israel dilaporkan mendarat di daerah Al-Ezba, sebelah barat Rafah, untuk mengevakuasi para korban.
Saksi mata mengatakan kepada Al-Jazeera bahwa helikopter Israel melakukan beberapa pendaratan, sementara pesawat tempur Israel terbang rendah di atas kepala.
Tentara Israel juga menyebarkan bom asap selama operasi evakuasi.
Radio militer Israel bangunan yang menjadi sasaran ledakan itu merupakan satu dari ribuan bangunan yang dipasangi jebakan oleh Al-Qassam.
Dalam laporan itu disebutkan, lebih dari 14.000 bangunan yang ada di Rafah dipasangi bom.
Sementara itu, kematian keempat tentara IDF tersebut terjadi hanya seminggu setelah tentara Israel mengklaim telah melenyapkan Brigade Rafah Hamas.
Penyergapan ini menambah jumlah resmi korban militer Israel sejak perang di Gaza dimulai menjadi 714.
Namun, menurut kelompok Perlawanan Palestina, angka-angka jumlah IDF yang tewas tidak nyata dan jumlah sebenarnya jauh lebih tinggi.
Info Terbaru Korban di Gaza
Setidaknya 20 warga Palestina tewas dalam serangan gencar Israel di Jalur Gaza, sehingga jumlah korban tewas secara keseluruhan sejak 7 Oktober lalu menjadi 41.272, kata Kementerian Kesehatan Palestina, Rabu (18/9/2024).
Sementara sekitar 95.551 lainnya terluka dalam serangan yang sedang berlangsung tersebut, mengutip Palestine Chronicle.
“Pasukan Israel membunuh 20 orang dan melukai 54 lainnya dalam dua 'pembantaian' keluarga dalam 24 jam terakhir,” kata kementerian tersebut.
“Banyak orang masih terjebak di bawah reruntuhan dan di jalan karena tim penyelamat tidak dapat menjangkau mereka,” tambahnya.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)