TRIBUNNEWS.COM, LEBANON - Siapa pembuat ribuan pager atau penyeranta milik Hizbullah yang meledak serempak di Lebanon masih tanda tanya.
Produsen pager di Taiwan menolak bertanggungjawab.
Mereka malah menyalahkan perusahaan Hungaria yang merupakan rekanan perusahaan mereka.
Ledakan pager milik anggota Hizbullah menyebabkan 12 orang tewas terbunuh, Selasa (17/9/2024), serta ribuan pager lainnya meledak.
Namun ironisnya sehari kemudian alat komunikasi walkie-talkie yang digunakan anggota Hizbullah juga ikut meledak dan membuat 20 orang tewas.
Intelijen Israel disebut terlibat dalam insiden itu meski yang bersangkutan tak berkomentar terkait kejadian itu.
Menurut pejabat Amerika Serikat (AS) dikutip New York Times, Israel telah memasukkan bahan peledak di dalam pager buatan Gold Apollo dari Taiwan.
Produsen Taiwan Gold Apollo membantah memproduksi peralatan tersebut dan menyalahkan mitranya yang berbasis di Budapest, Hungaria, BAC Konsultan KFT.
Pemimpin Gold Apollo Hsu Chiang-Jung mengatakan pager-pager tersebut 100 persen tak dibuat di Taiwan.
“Mereka bukan produk kami dari awal hingga akhir. Bagaimana mungkin kami mengomentari produk yang bukan milik kami?” kata Hsu.
Mereka mengatakan model yang disebutkan dalam laporan media diproduksi dan dijual oleh BAC.
Kapasitas baterai internalnya kira-kira sama dengan baterai AA biasa, yang tak mungkin meledak dan menyebabkan kematian atau cedera.
“Setelah meninjau laporan media dan gambar, kami pikir sangat dipertanyakan bahwa (model yang digunakan) adalah produk perusahaan,” kata Kementerian tersebut.
Hizbullah Temukan Keanehan Pager yang Dipakai
Hizbullah memulai penyelidikannya untuk mencari penyebab pager meledak serempak.
Dilansir Al Arabiya perangkat pager “AR 924” yang diterima Hizbulllah dari sebuah perusahaan Taiwan telah tiba beberapa bulan lalu.
Lalu didistribusikan kepada anggota Hizbullah, para pemimpin, dan pendamping resmi.
Namun baru dipakai, ada keluhan pada pager.
Misalnya baterai cepat habis dan pager tidak menerima bisa dua pesan sekaligus.
Hizbullah saat itu bermaksud mengembalikannya.
Sumber Al-Arabiya juga mengindikasikan bahwa Hizbullah bermaksud menghubungi perusahaan induk untuk mengembalikan kiriman atau menggantinya dengan perangkat lain,.
Namun sempat dikembalikan, pager itu telah meledak lebih dulu.
Sejauh ini, penyelidikan internal Hizbullah menemukan bahwa pager tersebut memiliki bahan peledak yang tersebar di seluruh sasisnya, yang tidak terdeteksi oleh pemindai.
Investigasi juga menunjukkan bahwa zat ini berubah menjadi bahan peledak pada saat sinyal dikirim ke baterai, yang menyebabkan ledakan, menurut sumber tersebut.
Selain itu, pihak yang dekat dengan Hizbullah menjelaskan bahwa waktu penerapannya terkait dengan pengetahuan Israel bahwa kecurigaan mulai muncul di dalam partai mengenai penetrasi perangkat tersebut.
Analisis Pakar Siber
Pakar siber menyatakan butuh persiapan berbulan-bulan untuk menjalankan operasi ledakan pager Hizbullah.
Dikutip dari Jerusalem Post, Jenis operasi ini lazim di kalangan intelijen dan memerlukan kerja sama signifikan dari organisasi yang terlibat dalam proses manufaktur.
"Operasi tersebut adalah hasil dari perencanaan yang matang," menurut seorang pakar dunia maya Israel.
Operasi tersebut melibatkan pemasangan komponen di dalam pager yang dapat menerjemahkan sinyal menjadi penyalaan dan peledakan.
“Di dunia siber, ada konsep yang dikenal sebagai rantai pasokan,” kata Oleg Brodt, direktur penelitian, pengembangan, dan inovasi di Laboratorium Siber Universitas Ben-Gurion di Negev.
"Banyak serangan terjadi dengan mengorbankan rantai pasokan," ungkapnya kepada Maariv.
"Perangkat elektronik, seperti beeper, berisi banyak komponen, dan masing-masing komponen dapat terinfeksi malware. Malware ini dapat dirancang untuk meningkatkan suhu perangkat, menyebabkan malfungsi, memicunya, atau bahkan memicu ledakan."
"Jenis operasi ini lazim di kalangan intelijen dan membutuhkan kerja sama signifikan dari organisasi yang terlibat dalam proses manufaktur," kata Brodt.
Seraya menambahkan bahwa kelompok ini memastikan komponen berbahaya tertanam atau diganti tanpa terdeteksi oleh kontrol kualitas.
“Dalam kasus seperti itu, sangat penting untuk membuat perubahan pada perangkat tanpa menimbulkan kecurigaan selama pemeriksaan kualitas,” katanya.
Saklar pemutus
Salah satu metode potensial yang digunakan adalah fitur yang dikenal di dunia maya sebagai "kill switch".
Dalam skenario ini, perangkat lunak berbahaya dirancang untuk meledakkan perangkat pada waktu tertentu atau sebagai respons terhadap pesan tertentu yang dikirim ke beeper.
"Ada kemungkinan untuk menyiapkan pesan nonstandar – sesuatu yang tidak biasa atau bahkan omong kosong – yang disiarkan ke ratusan atau ribuan perangkat sekaligus, yang menyebabkan penyalaan dan ledakan secara bersamaan," kata Brodt.
"Gelombang radio yang diterima oleh perangkat tersebut diterjemahkan menjadi pesan unik yang memicu serangkaian peristiwa yang mengarah ke ledakan."