TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Jerman membantah laporan bahwa mereka menangguhkan izin ekspor senjata ke Israel.
"Tidak ada larangan ekspor senjata ke Israel, dan tidak akan ada larangan," kata juru bicara Kementerian Ekonomi Jerman kepada kantor berita Jerman DPA (Deutsche Presse-Agentur).
Juru bicara tersebut menambahkan bahwa pemerintah memutuskan ekspor senjata berdasarkan kasus per kasus, dengan mempertimbangkan hukum humaniter dan situasi terkini antara Israel dan Hamas.
Sebelumnya, pada Rabu (18/9/2024), Reuters melaporkan bahwa Jerman menghentikan ekspor senjata baru ke Israel karena penggunaannya bertentangan dengan hukum internasional.
Laporan Reuters itu mengutip sumber yang dekat dengan Kementerian Ekonomi.
Berbagai laporan lain juga muncul yang mengklaim bahwa pemerintah Jerman mengubah kebijakannya dalam memasok senjata ke Israel.
Sejak Maret, tidak ada lagi izin yang dikeluarkan untuk ekspor senjata, jumlahnya pun sudah menyusut pada bulan-bulan sebelumnya, yang secara efektif menghentikan semua penjualan, pers domestik Austria melaporkan.
Volume ekspor telah turun tajam sejak tahun sebelumnya, dari €326 juta menjadi €14,5 juta pada bulan Agustus tahun ini.
Dewan Keamanan Federal Jerman, yang bertemu secara rahasia dan diketuai oleh Kanselir Jerman Olaf Scholz, biasanya menyetujui ekspor senjata, termasuk yang ke Israel.
Pada awal perang antara Israel dan Hamas pada Oktober tahun lalu, Jerman memberikan izin ekspor senjata kepada Israel senilai total €326 juta.
Namun, seperti yang dilaporkan oleh media investigasi Israel Shomrim, dukungan tersebut tidak diberikan lagi pada awal tahun 2024.
Baca juga: Inggris Tangguhkan Pengiriman Senjata ke Israel, Netanyahu Cibir PM Keir Starmer
Scholz sebelumnya berhati-hati dalam mengonfirmasi apakah Jerman akan terus memasok senjata ke Israel.
Pada akhir Juli, ia berkomentar bahwa Jerman belum membuat keputusan tentang apakah akan memasok senjata kepada Israel mengingat putusan Mahkamah Internasional, yang menyimpulkan bahwa Israel telah melanggar hukum internasional melalui operasinya di wilayah Palestina.
Setiap permohonan ekspor senjata akan dinilai secara individual, kata Scholz selama konferensi pers musim panasnya di Berlin.