News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Raja Malaysia Boyong Rombongan Besar ke China Incar Kerjasama Infrastruktur, Termasuk Kereta Cepat

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Raja Malaysia Al-Sultan Abdullah Ri'ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah

“Yang Mulia juga telah menyetujui untuk memberikan audiensi kepada Perdana Menteri (Tiongkok) Li Qiang,” tambah Wisma Putra.

Baca juga: Perjalanan Kereta Cepat Whoosh Dibatalkan Akibat Gempa di Garut yang Terasa Sampai Bandung

Perdana Menteri Li mengunjungi Kuala Lumpur pada bulan Juni dan mendukung rencana Malaysia untuk mengembangkan konektivitasnya melalui East Coast Rail Link senilai US$10 miliar ke proyek kereta api lain yang didukung China  di Laos dan Thailand.

Li mengatakan bahwa usulan tersebut akan mewujudkan rencana pembangunan Jalur Kereta Api Pan-Asia yang membentang dari Kunming di China hingga Singapura.

"Hal ini akan lebih mendorong pembangunan koridor perdagangan darat dan laut internasional baru, meningkatkan konektivitas regional, dan memperdalam pembangunan komunitas ASEAN (Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara)," kata Tn. Li saat itu.

Proyek Infrastruktur Malaysia

Sultan Ibrahim telah berbicara mengenai rencana untuk menghidupkan kembali proyek kereta api berkecepatan tinggi yang terhenti antara Malaysia dan Singapura, dengan perlintasan perbatasan di Forest City.

Rencana pembangunan kereta cepat itu senilai US$100 miliar yang didukung China di Johor.

Selama di  China, raja juga diharapkan menghadiri upacara pemberian nama jurusan Studi Melayu di Universitas Studi Luar Negeri Beijing untuk menghormatinya.

Raja juga akan berinteraksi dengan diaspora Malaysia selama kunjungannya, kata Wisma Putra.

Sultan Ibrahim pernah mengatakan pada bulan Agustus tahun lalu dalam sebuah wawancara dengan harian lokal Sin Chew bahwa sangat penting bagi Malaysia untuk menjaga hubungan persahabatan dengan China  dan menggambarkannya sebagai mitra investasi yang “baik dan dapat diandalkan”.

China telah menjadi mitra dagang terbesar Malaysia sejak 2009.

Total perdagangan bilateral tahun lalu mencapai US$98,9 miliar, yang merupakan 17,1 persen dari total perdagangan global Malaysia.

Sementara itu, Malaysia merupakan mitra dagang terbesar kedua China di ASEAN setelah Vietnam.

Hubungan antara Beijing dan Putrajaya telah menghangat sejak Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menjabat pada November 2022.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini