News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Update Ledakan Pager Hizbullah: Korban Tewas Bertambah, 300 Orang Kritis, Bantuan Berdatangan

Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Nanda Lusiana Saputri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

BEIRUT, LEBANON - 17 SEPTEMBER: Ambulans dikirim ke daerah di Beirut, Lebanon sementara pasukan keamanan mengambil tindakan pencegahan setelah sedikitnya delapan orang, termasuk seorang anak, tewas dalam ledakan massal perangkat komunikasi nirkabel yang dikenal sebagai pager pada 17 September 2024. Ledakan pager yang menimpa Hizbullah dan warga sipil Lebanon kini telah menimbulkan korban baru, negara-negara Timur Tengah memberi bantuan

TRIBUNNEWS.COM - Ledakan massal yang melanda di berbagai titik di Lebanon pada Selasa (17/9/2024) masih menjadi topik hangat sejauh ini.

Update korban yang juga menyasar pasukan militan Hizbullah ini semakin bertambah.

Hal tersebut diumumkan oleh Menteri Kesehatan Lebanon, Firas Alabiad, pada Rabu (18/9/2024) waktu setempat. 

Ia mengatakan, sekitar 2.750-2.800 orang terluka, dengan sekitar 300 orang dilaporkan kritis.

Jumlah korban tewas akibat ledakan menjadi 12 orang.

“Jumlah korban luka berkisar antara 2.750 hingga 2.800 orang, dengan sekitar 300 orang dilaporkan dalam kondisi kritis,” imbuh Alabiad dalam konferensi pers di Beirut, dikutip dari Yeni Safak.

Menteri Kesehatan mengatakan setidaknya 460 operasi telah dilakukan terhadap korban ledakan.

"Sebagian besar melibatkan cedera wajah dan mata, sementara yang lainnya melibatkan amputasi anggota tubuh.”

“Sekitar 15 ton bantuan medis telah tiba dari Irak, dan komunikasi telah terjalin terkait bantuan dengan Mesir, Yordania, Turki, dan negara-negara lain,” kata Alabiad.

Pager, perangkat telekomunikasi nirkabel, meledak pada hari Selasa di beberapa daerah di Lebanon, termasuk ibu kota Beirut, yang menurut media lokal merupakan pelanggaran sistem oleh Israel.

Kelompok Lebanon Hizbullah mengonfirmasi bahwa sedikitnya dua anggotanya tewas dan banyak yang terluka dalam ledakan itu dan menganggap Israel sepenuhnya bertanggung jawab atas insiden tersebut.

Baca juga: Kronologi Nahas Hampir 3.000 Pejuang Hizbullah & Warga Lebanon Kena Ledakan Pager, RS Membeludak

Ledakan pager itu terjadi di tengah meningkatnya eskalasi perbatasan antara Israel dan Hizbullah, yang telah terlibat dalam perang lintas perbatasan sejak dimulainya perang mematikan Tel Aviv di Jalur Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 41.200 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, menyusul serangan Hamas pada 7 Oktober tahun lalu.

Analisis Para Ahli

Berbagai faktor bisa menjadi penyebab alat komunikasi pager meledak di Lebanon dan menimbulkan ribuan korban sipil hingga pejuang militan Hizbullah.

Hizbullah dengan tegas menuduh Israel sebagai aktor peretasan serangan siber kendati buktinya belum nyata terungkap.

Di sisi lain, PM Israel Benjamin Netanyahu dikabarkan menyetujui aksi peretasan untuk meledakkan pager yang dimiliki oleh musuhnya, dalam hal ini Hizbullah, seperti diberitakan AA.

Lantas mengapa hal itu tak menimpa Hamas di Gaza?

Al Jazeera mengabarkan, menurut Hamza Attar dari Departemen Pertahanan di King's College di London, Hamas tidak dapat menggunakan metode yang sama di Gaza karena Hamas sangat sadar dunia maya dibandingkan dengan Hizbullah.

“Mereka sangat cakap dalam hal telekomunikasi,” katanya tentang Hamas, menekankan upaya yang dilakukan kelompok tersebut untuk mengenkripsi komunikasi.

"Mereka tidak menggunakan telepon atau ponsel. Mereka memiliki jaringan, internet, dan komunikasi sendiri dan tidak memerlukan apa pun di atas tanah," katanya.

Beberapa spekulasi telah terfokus pada jaringan radio yang diandalkan oleh pager, yang menunjukkan jaringan tersebut mungkin telah diretas, yang menyebabkan sistem memancarkan sinyal yang memicu respons dalam pager yang telah diretas.

“Menurut saya yang terjadi adalah setiap [anggota] Hizbullah yang berada pada level tertentu diserang,” kata analis data Ralph Baydoun kepada Al Jazeera.

Misi Informasi Intelijen

Ia juga menyarankan Israel tidak perlu mengetahui nama siapa pun yang menerima sinyal rusak tersebut, tetapi Israel dapat mengumpulkan informasi intelijen yang berharga setelah ledakan terjadi.

Baca juga: Murka Hizbullah Semakin Ngamuk Salahkan Israel Imbas Ledakan Pager, Iran hingga PBB Skakmat Zionis

"Jika mereka menyalakan satelit, ... mereka akan mengetahui nama dan lokasi semua anggota yang diserang ... segera setelah [mereka meminta] bantuan. Mereka akan mengungkapkan lokasi [mereka]," spekulasinya.

Analis lain, seperti mantan perwira tentara Inggris dan ahli senjata kimia Hamish de Bretton-Gordon, menyarankan pager Hizbullah mungkin telah dirusak sepanjang rantai pasokan dan "dipasang agar meledak sesuai perintah".

Jika baterai litium pager dipicu terlalu panas, ini akan memicu proses yang disebut thermal runaway.

Pada dasarnya, reaksi berantai kimia akan terjadi, menyebabkan peningkatan suhu dan akhirnya menyebabkan ledakan hebat pada baterai.

Namun, memicu reaksi berantai dalam beberapa perangkat yang belum pernah terhubung ke internet bukanlah hal yang mudah.

“Harus ada bug di pager itu sendiri [sehingga] pager tersebut akan menjadi terlalu panas akibat keadaan tertentu,” kata Baydoun, berspekulasi bahwa keadaan tersebut kemungkinan besar merupakan pemicu yang dimasukkan ke pager melalui kode yang direkayasa.

Mossad Distribusi Pager?

Mossad Kidon (grid.id)

France24 menuliskan, Hizbullah tampaknya lebih memilih penggunaan pager untuk komunikasi internal ketimbang telepon pintar karena alasan keamanan.

Para analis mengatakan tampaknya Israel telah merusak perangkat tersebut sebelum pengiriman, yang memungkinkannya meledak pada waktu tertentu.

Seorang sumber yang dekat dengan Hizbullah, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, mengatakan kepada AFP bahwa pager yang meledak itu merupakan kiriman yang baru-baru ini diimpor oleh Hizbullah sebanyak 1.000 perangkat.

"Agar Israel dapat menanamkan pemicu peledak dalam perangkat pager baru, mereka kemungkinan besar memerlukan akses ke rantai pasokan perangkat ini," kata analis militer dan keamanan yang berkantor di Brussels, Elijah Magnier.

"Intelijen Israel telah menyusup ke dalam proses produksi, menambahkan komponen peledak dan mekanisme pemicu jarak jauh ke dalam pager tanpa menimbulkan kecurigaan," katanya, yang memunculkan kemungkinan bahwa pihak ketiga yang menjual perangkat tersebut bisa jadi merupakan "garis depan intelijen" yang dibentuk oleh Israel untuk tujuan tersebut.

Charles Lister dari Middle East Institute berkata: "Ini lebih dari sekadar baterai lithium yang dipaksa untuk diganti. Sebuah bahan peledak plastik kecil hampir pasti disembunyikan di samping baterai, untuk diledakkan dari jarak jauh melalui panggilan atau pesan."

"Mossad menyusup ke rantai pasokan," paparnya, mengacu pada badan intelijen Israel.

Baca juga: Kronologi Nahas Hampir 3.000 Pejuang Hizbullah & Warga Lebanon Kena Ledakan Pager, RS Membeludak

Hizbullah janji Balas Dendam

Korban ledakan pager di Lebanon termasuk pejuang Hizbullah (Kantor Berita Mehr)

Kelompok militan Hizbullah berjanji akan membalas Israel setelah insiden ledakan alat komunikasi pager di seluruh Lebanon pada Selasa (17/9/2024),.

Seperti diberitakan, Hizbullah menuduh Israel sebagai dalang ledakan pager hingga menewaskan sedikitnya sembilan orang dan melukai hampir 3.000 warga lainnya termasuk para pejuang dan utusan Iran di Beirut.

Menteri Informasi Lebanon Ziad Makary mengecam peledakan pager pada sore hari,perangkat genggam yang digunakan Hizbullah dan pihak lain di Lebanon untuk mengirim pesan - sebagai "agresi Israel". 

Seperti dikutip dari irishexaminer, Hizbullah mengatakan Israel akan menerima hukuman yang setimpal atas ledakan tersebut.

Hal ini membuat Hizbullah semakin marah karena sebelumnya Israel juga telah meneror mereka dalam pertempuran Lebanon selatan.

Militer Israel, yang telah terlibat dalam pertempuran lintas perbatasan dengan Hizbullah yang didukung Iran sejak dimulainya perang Gaza pada bulan Oktober, menolak menanggapi pertanyaan tentang ledakan tersebut.

Menteri Kesehatan Lebanon Firass Abiad mengatakan pada hari Selasa bahwa delapan orang tewas dan 2.800 orang terluka akibat ledakan pager, 200 di antaranya kritis.

Hizbullah dalam pernyataan sebelumnya mengonfirmasi korban tewas termasuk sedikitnya dua pejuangnya dan seorang gadis kecil.

Pager meledak di Lebanon selatan, pinggiran selatan Beirut yang dikenal sebagai Dahiyeh dan Lembah Bekaa timur - semuanya merupakan benteng Hizbullah.

Dalam satu kejadian, rekaman video pengawasan sirkuit tertutup yang disiarkan oleh penyiar regional menunjukkan seseorang membayar di sebuah toko kelontong ketika sebuah perangkat genggam kecil yang diletakkan di sebelah kasir meledak.

Reaksi Iran

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kan'ani pada Selasa malam bereaksi terhadap aksi teroris baru Israel yang menargetkan warga negara Lebanon dengan meledakkan pager.

Tindakan rezim Israel pada hari Selasa di Lebanon dilakukan sebagai kelanjutan dari operasi gabungan rezim dan agen bayaran mereka, kata Kan'ani, yang menyebut agresi Israel bertentangan dengan semua prinsip moral dan kemanusiaan, hukum internasional, khususnya hukum humaniter internasional.

Tindakan Israel layak mendapatkan penuntutan, pengadilan, dan hukuman pidana internasional, kata diplomat senior Iran.

 "Tindakan teror gabungan ini, yang sejatinya merupakan bentuk pembunuhan massal, sekali lagi dengan jelas membuktikan bahwa rezim Zionis, selain melakukan kejahatan perang dan genosida terhadap rakyat Palestina, telah menempatkan perdamaian dan keamanan regional dan internasional pada ancaman serius," tegasnya dikabarkan Mehr.

Ia juga mengimbau masyarakat internasional untuk segera mengambil tindakan terhadap impunitas otoritas kriminal Zionis.

Menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban agresi teroris Israel, Kan'ani mendoakan agar yang terluka segera pulih dan mengatakan bahwa Republik Islam siap memberikan bantuan apa pun yang dibutuhkan oleh pemerintah dan negara Lebanon.

Kata PBB

Ledakan pager yang mematikan di seluruh Lebanon "sangat memprihatinkan," kata seorang pejabat PBB pada hari Selasa.

"Cerita ini terungkap sesaat sebelum pengarahan. Kami jelas sangat menyadari apa yang telah kami lihat di Beirut dan wilayah lain di Lebanon. Saya dapat memberi tahu Anda bahwa perkembangan ini sangat memprihatinkan, terutama mengingat hal ini terjadi dalam konteks yang sangat tidak stabil," kata juru bicara Stephane Dujarric kepada wartawan, dikutip dari Mehr.

Setidaknya delapan orang tewas dan 2.750 orang terluka akibat ledakan pager yang terjadi bersamaan di Lebanon.

Dujarric mengatakan PBB tidak memiliki informasi lebih dari apa yang dilaporkan di media, menurut Anadolu Agency.

"Kami tentu menyesalkan jatuhnya korban sipil, namun kami tetap mencermati situasi," tambahnya.

Seorang pejabat Lebanon mengatakan pemerintah mengutuk ledakan itu sebagai "agresi Israel."

Kelompok Perlawanan Lebanon Hizbullah mengonfirmasi bahwa dua anggotanya tewas dan banyak yang terluka dalam ledakan tersebut.

(Tribunnews.com/Chrysnha)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini