TRIBUNNEWS.COM - Presiden Israel Isaac Herzog membantah negaranya berada di balik serangkaian teror ledakan alat komunikasi pager di Lebanon beberapa hari lalu.
Saat diwawancarai Sky News hari Minggu, (22/4/2024), Herzog menyebut Israel tak terlibat dalam aksi itu.
"Menolak adanya keterkaitan apa pun dengan (ledakan) ini atau sumber operasi itu," kata Herzog.
Dia juga menyebut bahwa kelompok Hizbullah di Lebanon memiliki "banyak musuh".
Sebelum pernyataan Herzog disampaikan, Israel memilih bungkam mengenai teror ledakan pager di Lebanon. Israel tidak membantah ataupun mengonfirmasi sebagai dalang ledakan.
Di sisi lain, setelah ledakan terjadi, Hizbullah dan Iran langsung menuding Israel sebagai dalangnya.
Ledakan itu menewaskan puluhan orang dan melukai ribuan lainnya.
Seorang narasumber keamanan Lebanon mengklaim agen intelijen Mossad Israel telah menanam peledak berukuran kecil di dalam 5.000 pager buatan Taiwan.
Pager itu dipesan oleh Hizbullah beberapa bulan sebelum tragedi ledakan hari Selasa pan lalu. Perusahaan bernama Gold Apollo dilaporkan sebagai produsennya.
Teror ledakan itu merupakan penerobosan keamanan yang belum pernah dialami oleh Hizbullah sebelumnya.
Adapun pager yang meledak berjenis AR-924. Pager itu layaknya pager lainnya yang bisa menampilkan pesan teks, tetapi tidak bisa untuk menelepon.
Baca juga: Dukungan Iran untuk Lebanon, 95 Korban Ledakan Pager Dikirim ke Teheran untuk Jalani Perawatan
Para pejuang Hizbullah memilih menggunakan pager sebagai alat komunikasi demi menghindari upaya Israel untuk melacak tempat/lokasi.
Akan tetapi, menurut sumber keamanan Hizbullah, pager itu telah dimodifikasi oleh Mossad "di level produksi".
"Mossad memasukkan papan elektronik ke dalam alat itu yang memiliki material peledak dan menerima kode. Susah untuk mendeteksinya dengan cara apa pun. Bahkan, dengan alat apa pun atau pemindai," kata sumber itu.