News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

AS Kirim Pasukan demi Bekingi Israel dari Hizbullah, Buntut Serangan Besar-besaran IDF di Lebanon

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Whiesa Daniswara
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sekretaris Pers Pentagon Brigjen Angkatan Udara AS, Jenderal Pat Ryder melakukan konferensi pers di Pentagon, 9 Mei 2023. -- AS kirim tambahan pasukan ke Timur Tengah untuk melindungi Israel dari ancaman Hizbullah setelah IDF bombardir Lebanon selatan pada Senin (23/9/2024).

TRIBUNNEWS.COM - Sekutu utama Israel, Amerika Serikat (AS), bergerak cepat dengan mengirim tambahan pasukan ke Timur Tengah, menyusul serangan udara skala besar yang dilakukan tentara Israel (IDF) di Lebanon.

Serangan itu membunuh lebih dari 492 orang dan melukai lebih dari 1.645 lainnya.

IDF mengklaim serangan tersebut menargetkan sasaran militer dan gudang senjata kelompok Hizbullah.

Juru bicara IDF, Daniel Hagari, mengatakan tentara Israel menargetkan sejumlah desa Lebanon yang terletak hingga 80 kilometer dari perbatasan.

Di tengah memanasnya situasi di kawasan tersebut, AS menambah jumlah pasukannya di Timur Tengah, yang sebelumnya diperkirakan ada 40.000 pasukan, dikutip dari Anadolu Agency.

“Mengingat meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, dan untuk berhati-hati, kami mengirimkan sejumlah tentara Amerika tambahan untuk memperkuat pasukan kami yang sudah ada di wilayah tersebut,” kata juru bicara Departemen Pertahanan AS (Pentagon), Mayor Jenderal Pat Ryder, Senin (23/9/2024).

Pat Ryder menolak memberikan penjelasan dan informasi lebih lanjut untuk alasan keamanan.

Selain itu, ia kembali menyerukan solusi diplomatik untuk menyelesaikan permusuhan antara Israel dan Hizbullah.

“Jelas bahwa ada kemungkinan bahwa operasi timbal balik antara Israel dan Hizbullah akan meningkat sehingga mereka lepas kendali (menjadi) perang regional yang lebih luas, dan oleh karena itu sangat penting bagi kita untuk mengatasi situasi melalui diplomasi," ujarnya, seperti diberitakan Aawsat.

Sebelumnya, surat kabar Israel, KAN, melaporkan bahwa seorang pejabat keamanan senior Israel mengatakan AS memberikan lampu hijau ke Israel untuk menyerang Lebanon.

Kode ini berdasarkan situasi yang menunjukkan saat ini tidak mungkin mencapai solusi diplomatik yang mengarah pada kesepakatan gencatan senjata dengan Hizbullah.

Baca juga: Netanyahu: Warga Lebanon Harus Pergi dari Rumah Berisi Senjata Hizbullah sebelum Dibom Israel

Sementara itu, Perdana Menteri sementara Lebanon, Najib Mikati, mengutuk serangan Israel di Lebanon yang dianggap melanggar kedaulatan negaranya.

Sejak 8 Oktober 2023, Hizbullah mendukung perlawanan Palestina, Hamas, dan terlibat pertempuran dengan Israel di perbatasan Lebanon selatan dan Israel utara, wilayah Palestina yang diduduki.

Hizbullah bersumpah akan berhenti menyerang Israel jika Israel dan Hamas mencapai kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza.

Jumlah Korban di Jalur Gaza

Saat ini, Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 41.455 jiwa dan 95.878 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Senin (23/9/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Anadolu Agency.

Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023) untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.

Israel mengklaim, ada 101 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini