TRIBUNNEWS.COM - Seorang pejabat keamanan Suriah mengatakan setidaknya ada 500 warga Lebanon yang melintasi perbatasan negaranya via jalur perlintasan Qusayr dan Dabousiya.
Meningkatnya jumlah warga Lebanon yang menyeberang ke Suriah melalui dua pos perbatasan tersebut dipicu oleh aksi Israel yang meluncurkan serangannya ke wilayah Lembah Bekaa pada Senin (23/9/2024).
"Kurang lebih 500 orang melintasi perbatasan melalui pos Qusayr dan Dabousiya antara pukul 4 sore dan tengah malam pada hari Senin," kata pejabat Suriah yang meminta namanya tidak disebutkan.
Ia juga memerkirakan bahwa jumlah warga Lebanon yang akan mengungsi ke Suriah ini akan terus bertamabah mengingat banyaknya kendaraan yang terus berdatangan ke dua pos perbatasan tersebut.
"Mobil masih terus melintasi perbatasan pada pagi hari, kebanyakan dari orang-orang tersebut menuju rumah teman atau kerabat mereka di daerah kota Homs," tambahnya.
Pernyataan pejabat Suriah tersebut juga dibenarkan oleh sosok sopir taksi setempat. Osama Bilal.
Dikutip dari AFP, Bilal yang sering mengantar pelanggan dari Lebanon untuk melintasi perbatasan Suriah mengatakan bahwa ia melihat adanya kenaikan tren kendaraan yang masuk ke negaranya dalam beberapa waktu terakhir.
Tak hanya terjadi di pos Qusayr dan Dabousiya, Bilal juga mengaku fenomena tersebut terjadi di beberapa gerbang masuk perbatasan Suriah-Lebanon lainnya.
Bilal mengatakan bahwa ia telah melihat puluhan mobil dengan plat nomor Lebanon yang penuh dengan penumpang dan barang saat ia menghampiri pos perbatasan Masnaa.
Pos ini terletak di jalan menuju Damaskus dari Lembah Bekaa di timur Lebanon, yang merupakan basis dari pejuang Hizbullah.
Pernyataan Bilal ini juga diamini oleh Firas Makki, warga Lebanon yang melarikan diri dari distrik Baalbek menuju Suriah.
Baca juga: Keadaan Darurat Diberlakukan di Israel Hingga 30 September di Tengah Agresi Israel Terhadap Lebanon
"Tidak ada desa di daerah Baalbek yang tidak menjadi sasaran," katanya.
Firas mengaku ia memilih untuk mengungsi ke Suriah karena ia memiliki kerabat di wilayah Ibukota, Damaskus.
Ia juga mengaku beruntung karena ia telah berhasil melintas ke Suriah bersama keluarganya pasca Israel melakukan serangan.
"Sebagian besar dari kaum pria tetap tinggal di Lebanon, tetapi kami sekeluarga memutuskan untuk pergi karena istri dan anak-anak adalah prioritas saya, kami tak mau melihat anak-anak kami sangat ketakutan," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Bobby)