News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kebangkitan Populis Kanan di Jerman Timur Ancam Pertumbuhan Ekonomi

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kebangkitan Populis Kanan di Jerman Timur Ancam Pertumbuhan Ekonomi

Di Brandenburg, SPD berhasil tampiul sebagai partai terkuat, dengan selisih kecil dari Partai Alternatif untuk Jerman AfD, yang berada di peringkat kedua.

AfD yang sering menggunakan retorika anti imigran dan oleh Mahkamah Konstitusi Jerman diklasifikasikan sebagai "organisasi yang diduga ekstremis sayap kanan,” berhasil menambah perolehan suara sampai 5,7 poin dan meraih 29,2 persen.

Banyak ekonom dan perwakilan bisnis kini khawatir bahwa pergeseran ke populis kanan di wilayah timur Jerman akan berdampak negatif terhadap perekonomian di wilayah itu.

Terutama sikap anti-migrasi AfD bisa menghalangi perekrutan para pekerja terampil, yang sangat dibutuhkan. Jerman sejak beberapa tahun terakhir mengalami kelangkaan pekerja terampil.

"Banyak pekerja terampil kemungkinan besar akan bermigrasi ke Jerman bagian barat atau kota-kota besar,” kata Marcel Fratzscher, presiden Institut Penelitian Ekonomi Jerman DIW di Berlin.

"Brandenburg, seperti Sachsen dan Thüringen, akan dirugikan karena hal ini,” katanya kepada DW.

Jerman kekurangan pekerja terampil

Jerman sedang berusaha mengatasi masalah kekurangan pekerja terampil, yang menyebabkan 570.000 lowongan pekerjaan tidak terisi pada tahun 2023.

Meskipun kekurangan ini tidak terlalu parah di negara-negara bagian Jerman bagian timur, angkatan kerja di sana mengalami penuaan lebih cepat, dengan lebih sedikit pekerja muda yang tersedia untuk menggantikan mereka yang pensiun.

Marcek Fratzscher mengatakan, kebangkitan AfD merupakan alasan kekhawatiran baik di kalangan pekerja asing maupun warga Jerman sendiri: "Dalam banyak kasus, bahkan bisnis dan pekerja terampil Jerman juga tidak ingin tinggal di wilayah ini."

Terutama para pekerja dengan latar belakang migrasi semakin skeptis karena popularitas AfD.

Survei nasional yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Integrasi dan Migrasi Jerman DeZIM pada Maret 2024 menemukan bahwa hampir sepuluh persen orang dengan latar belakang migrasi serius mempertimbangkan untuk meninggalkan Jerman.

Ekonom Alexander Kritikos dari Universitas Potsdam juga mengatakan kepada DW bahwa telah terjadi arus keluar pekerja terampil asing karena "sentimen negatif” terhadap warga asing.

"Reaksi ini dimulai jauh sebelum pemilu negara bagian baru-baru ini,” katanya.

Kemajuan ekonomi di Brandenburg hadapi risiko politik

Brandenburg, negara bagian di sekitar Berlin, mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 2,1% tahun lalu, tertinggi kedua dari 16 negara bagian di Jerman.

 Carsten Brönstrup, juru bicara Asosiasi Bisnis Berlin-Brandenburg, berharap peningkatan ini tidak akan terganggu karena hasil pemilu. "[Produsen mobil AS] Tesla, tentu saja, telah melakukan investasi besar, yang merupakan kisah sukses besar. Kami yakin Brandenburg akan terus mendapatkan keuntungan dari elektromobilitas sebagai tren otomotif jangka panjang,” ujarnya.

Roland Sillmann, kepala eksekutif perusahaan promosi bisnis milik negara, WISTA, kurang yakin bahwa tidak ada dampak risiko politik di Brandenburg. Dalam wawancara dengan DW, dia mengingatkan risiko bisnis yang ada beberapa tahun lalu dengan munculnya gerakan anti-Islam di negara bagian Sachsen, Pegida.

"Saya menerima beberapa telepon dari startup di Dresden (ibu kota negara bagian Sachsen) yang mempertimbangkan untuk pindah ke Berlin,” katanya.

Tidak hanya kekhawatiran publik terhadap populis kanan AfD yang meningkat di wilayah timur, melainkan juga dukungan terhadap populis kiri Aliansi Sarah Wagenknecht, BSW. Partai ini baru saja dibentuk beberapa bulan lalu oleh politisi perempuan Sahra Wagenknecht, yang keluar dari Partai Kiri "Die Linke" karena merasa pandangannya tidak terwakili lagi.

Seperti di Sachsen dan Thüringan, partai-partai politik lain sudah menyatakan tidak akan bekerjasa sama dengan populis kanan AfD. Tetapi pembentukan pemerintahan akan berlangsung alot karena situasi mayoritas yang tidak jelas.

Marcek Fratzscher dari DIW mengatakan, kini penting bagi politik, masyarakat sipil, dan dunia usaha untuk mengambil "pendirian yang lebih kuat untuk menunjukkan bahwa Jerman adalah negara (yang terbuka untuk) imigrasi."

Artikel ini diadaptasi dari artikel DW bahasa Jerman

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini