TRIBUNNEWS.COM - Ibrahim Fraihat, profesor resolusi konflik internasional di Institut Studi Pascasarjana Doha, mengomentari eskalasi saat ini antara pasukan Israel dengan Hizbullah Lebanon.
"Dampak perang Israel di Gaza ke Lebanon sudah diperkirakan, tetapi yang tidak diduga adalah jumlah korban tewas dalam satu hari yang sangat besar," ujarnya kepada Al Jazeera.
"Hampir 500 warga sipil tewas dalam satu hari."
"Yang paling mengejutkan adalah kebungkaman pemerintah Barat."
"Tidak ada pernyataan nyata, tidak ada tekanan nyata pada pemerintah Israel untuk menghentikan serangannya."
Fraihat mengatakan Presiden AS Joe Biden mendanai perang ini, perang ketiga yang didanainya setelah perang Ukraina-Rusia dan Israel-Hamas.
“Ini adalah perang ketiga yang didanai AS selama masa jabatannya sebagai presiden setelah Ukraina dan Gaza."
"Ia mengirim lebih banyak pasukan dan senjata ke Israel, jadi tindakannya berbicara sendiri."
Fraihat juga mengatakan perang di Lebanon adalah akibat dari kegagalan Biden di Gaza karena ia telah mendukung dan mendorong Israel di sana.
“Menteri luar negerinya, Antony Blinken, tidak mencapai apa pun selama tujuh kunjungannya ke wilayah tersebut, bahkan pertukaran tahanan."
"Dan siapa tahu, mungkin akan ada perang keempat sebelum Joe Biden meninggalkan jabatannya,” tambah Fraihat.
Baca juga: Hizbullah Menyerang Wilayah Haifa Israel dengan Roket, Balasan atas Serangan Israel di Lebanon
Dalam laporan terbaru, setidaknya 492 orang, termasuk 35 anak-anak, tewas dalam serangan Israel di Lebanon, menurut Kementerian Kesehatan negara itu. Sekitar 1.645 orang lainnya terluka.
Warga Lebanon di Selatan Lari Ketakutan
Puluhan ribu warga Lebanon, terutama yang dekat dengan perbatasan Israel, meninggalkan rumah mereka akibat serangan udara Israel.
Kontributor Al Jazeera melaporkan warga Lebanon di bagian selatan, mengemasi apapun yang bisa mereka bawa untuk mengungsi ke utara.