Media Israel: Tentara IDF Cemas, 40.000 Milisi Suriah, Irak, dan Yaman Mau Datang ke Golan Bantu Hizbullah
TRIBUNNEWS.COM - Surat kabar Israel Haaretz mengutip sumber-sumber yang dekat dengan tentara pendudukan Israel (IDF) melaporkan kalau IDF kini diliputi kecemasan atas perluasan perang saat mereka menggempur di dua front, Gaza dan Lebanon.
Sumber itu mengatakan, kecemasan IDF merujuk pada informasi akan datangnya sekitar 40.000 orang milisi dari Suriah, Irak dan Yaman ke Golan yang diduduki.
Baca juga: Datang ke Golan, Panglima Perang Israel: IDF Siap Menyerbu Masuk Lebanon, Hizbullah Bombardir Metula
"Mereka menunggu seruan Nasrallah (Sekjen Hizbullah Hassan Nasrallah untuk berperang," kata sumber itu dikutip Khaberni dari Haaretz, Rabu (25/9/2024).
Adapun Hizbullah diketahui sudah mengirimkan surat permintaan ke Iran agar negara itu ikut bergabung dalam serangan ke Israel. Namun, Iran menolak dengan alasan waktunya belum tepat.
Sebelumnya, wakil kepala badan media gerakan Ansar Allah Houthi di Yaman, Nasr al-Din Amer, menegaskan kelompoknya mampu mengirim ratusan ribu pejuang ke Lebanon untuk membantu Hizbullah.
Pernyataan itu, menyusul berita yang dirilis kantor Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, yang mengatakan kabinet perang Israel menyetujui perluasan perang tidak hanya di Jalur Gaza, tetapi juga di Lebanon untuk melawan Hizbullah.
Nasr al-Din Amer yakin, Hizbullah memiliki kemampuan yang cukup untuk menghadapi Israel, namun Houthi memberikan tawaran pasukan jika Hizbullah membutuhkannya.
“Kami yakin dengan kemampuan Hizbullah untuk menyerang pendudukan Israel dengan pukulan yang fatal, dan kami akan berada di sisi mereka dalam konfrontasi apa pun," kata Nasr al-Din Amer, Selasa (17/9/2024).
“Kami siap mengirimkan ratusan ribu pejuang terlatih jika diperlukan, dan kami akan mendukung mereka seperti kami mendukung perlawanan di Palestina karena posisi kami didasarkan pada prinsip-prinsip iman," lanjutnya.
Nasr al-Din Amer juga membanggakan peluncuran rudal balistik baru milik Houthi dari Yaman menuju Tel Aviv pada Minggu (15/9/2024).
“Misil yang menyerang Tel Aviv pada hari Minggu bukanlah bagian dari respons terhadap pemboman pelabuhan Hodeidah. Operasi akan terus berlanjut sampai agresi terhadap Gaza berhenti," kata Nasr al-Din Amer.
“Kami bertujuan untuk memperluas kemampuan kami untuk menyerang sasaran apa pun di seluruh wilayah pendudukan Palestina, dan kami berupaya mencapainya dengan kecepatan tinggi," lanjutnya, seperti diberitakan Lebanon24.
Sejak 19 November 2023, Houthi menargetkan kapal-kapal terkait Israel di Laut Merah untuk menekan Israel agar menghentikan agresinya di Jalur Gaza.
Sementara Hizbullah bergabung dalam perlawanan sejak 8 Oktober 2023 dengan menyerang sasaran militer Israel di perbatasan Lebanon selatan dan Israel utara, wilayah Palestina yang diduduki.