News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Hantam Eilat, Brigade Hizbullah Irak ke Faksi-Faksi Milisi Pro Iran: Gencarkan Serangan ke Israel

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kelompok Perlawanan Irak Gerakan Nujaba pro-Iran yang beroperasi di bawah organisasi induk Perlawanan Islam di Irak (IRI)

Brigade Hizbullah Irak ke Faksi-Faksi Pro Iran: Gencarkan Serangan ke Israel untuk Bantu Palestina dan Lebanon 

TRIBUNNEWS.COM - Brigade Hizbullah Irak, Rabu (25/9/2024) kemarin menyerukan kepada faksi-faksi pro-Iran untuk "meningkatkan level dan skala operasi mereka serta level ancaman mereka" terhadap Israel.

Seruan itu muncul karena tentara Israel terus mengebom apa yang mereka klaim sebagai target Hizbullah di seluruh Lebanon.

Baca juga: Israel Kerahkan 2 Brigade Cadangan ke Utara, Jenderal IDF ke Pasukan: Siap-siap Masuk ke Lebanon

Abu Ali Al-Askari, juru bicara Brigade Hizbullah, mengatakan dalam sebuah pernyataan: "Kami berharap bahwa faksi-faksi perlawanan di Irak yang mendukung Palestina dan Lebanon akan meningkatkan level dan skala operasi mereka serta level ancaman mereka terhadap musuh (Israel) untuk membuatnya lebih menyakitkan dalam perang yang rumit ini."

Israel meluncurkan operasi pengeboman paling intens dan mematikan terhadap Lebanon dalam hampir 20 tahun pada Senin (23/9/2024) yang menewaskan lebih dari 620 orang hanya dalam tiga hari.

Poros milisi perlawanan yang terdiir dari gerakan-gerakan perlawanan di Irak, Yaman, dan Suriah. Media Israel mengatakan, para petempur dari gerakan perlawanan yang tergabung dalam Poros Perlawanan di Irak, Yaman, dan Suriah sebanyak 40 ribu orang mau datang ke Golan untuk membantu Hizbullah menghadapi Israel. (khaberni)

40 Ribu Milisi Tiba di Golan

Terkait dukungan milisi 'Poros Perlawanan', surat kabar Israel Haaretz kemarin mengklaim bahwa 40.000 pejuang dari tiga negara Arab telah tiba di dekat Dataran Tinggi Golan Suriah yang diduduki, sebagai persiapan untuk kemungkinan mendukung Hizbullah dalam konfrontasi saat ini melawan tentara Israel.

Sejak Senin, tentara Israel telah melancarkan serangan "paling kejam dan luas" di Lebanon dalam hampir 20 tahun, menewaskan 569 orang, termasuk 50 anak-anak dan 94 wanita, selain melukai 1.835 orang, menurut Kementerian Kesehatan Lebanon.

Sementara itu, sirene serangan udara terus berbunyi di Israel utara dekat perbatasan dengan Lebanon setelah Hizbullah menembakkan ratusan roket ke lokasi militer dan permukiman, menurut pengamat.

Mengutip sumber keamanan yang tidak disebutkan namanya, Haaretz menambahkan dalam sebuah laporan bahwa "Pejabat di IDF [tentara Israel] telah mengikuti dengan penuh kekhawatiran sekitar 40.000 pejuang milisi, tentara bayaran yang datang ke Suriah dari sejumlah negara termasuk Irak, Yaman dan Suriah sendiri dan sekarang berada di sekitar Dataran Tinggi Golan, menunggu panggilan Nasrallah untuk bergabung dalam pertempuran."

Baca juga: Lebanon Bantah Tanda Tangani Gencatan Senjata, Israel Punya Legitimasi Invasi Darat

Tentara IDF Israel dalam Perang kedua melawan Lebanon. Israel mengancam akan melancarkan perang ketiga seiring intensifnya serangan roket Hizbullah ke pemukiman Yahudi di utara Israel. (tangkap layar ap)

Sumber tersebut menambahkan, "Memang mereka bukan pejuang elite, tetapi Pasukan Nukhba juga bukan dan meskipun demikian kami melihat apa yang mampu dilakukan oleh pasukan yang terdiri dari 2.000 hingga 3.000 orang bersenjata ketika mereka mengejutkan dan menyerang sebuah komunitas," mengacu pada serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober.

Sumber tersebut menegaskan, Israel akan berkoordinasi dengan Presiden Suriah untuk menindak kelompok milisi tersebut jika merasa sudah terganggu.

"Jika diperlukan, kami juga akan bertindak di Suriah untuk menjelaskan kepada [Presiden Bashar] Assad bahwa kami tidak lagi menerima kehadiran mereka di sana," sumber tersebut menambahkan.

Menurut Yaniv Kubovich, penulis laporan Haaretz, “Hizbullah memiliki persediaan amunisi yang sangat besar, dan dapat mengisinya kembali dengan relatif mudah, sehingga terus menjadi ancaman besar bagi garis depan Israel.”

Hingga pukul 21:00 GMT, belum ada komentar dari Damaskus, Hizbullah, atau Tel Aviv mengenai laporan berita tersebut.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini