TRIBUNNEWS.COM - Meskipun mengalami pukulan signifikan selama seminggu terakhir lewat serangan masif Israel, Hizbullah telah mempertahankan ketajaman strategi perangnya.
Yedioth Ahronoth melaporkan pada Kamis (26/8/2024), Hizbullah telah meluncurkan rudal balistik Qader-1 yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Kelompok Perlawanan Lebanon itu 'membombardir' markas besar Mossad di pinggiran kota Tel Aviv.
Hal ini menjadi salah satu bukti ketajaman strategi perang Hizbullah.
"Itu merupakan tonggak sejarah bagi organisasi tersebut," kata laporan Yedioth Ahronoth.
Di mana tercatat pada 2006, Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah telah berjanji untuk membom Haifa dan sekitarnya sementara sekarang kelompok itu telah menunjukkan kemampuan untuk menyerang di luar Tel Aviv juga.
Artikel tersebut lebih lanjut menyoroti bahwa perang yang dilakukan Hizbullah untuk melawan Israel masih belum menggunakan kekuatan kelompok itu sepenuhnya.
Bahkan disebutkan Hizbullah baru menggunakan kekuatan hampir 10 persen.
"Bertentangan dengan apa yang dapat diharapkan, cakupan dan kualitas tembakan tidak mencerminkan kemampuan penuh Hizbullah. Ini adalah perang, tidak diragukan lagi, tetapi belum mendekati apa yang seharusnya," kata surat kabar itu.
Laporan tersebut memperkirakan bahwa Hizbullah belum menggunakan sepuluh persen kekuatannya.
“Menurut perkiraan, (Hizbullah) pasti berencana untuk menanggapi pukulan Israel yang diterimanya,” kata laporan itu.
Baca juga: Pemimpin Ansarallah Houthi Memuji Hizbullah Sebagai Front Pendukung Terkuat
Sementara pada hari Selasa (24/9/2024) juru bicara militer Israel Daniel Hagari mengakui bahwa Hizbullah memiliki berbagai kemampuan.
Hizbullah terus melancarkan serangan strategis terhadap pangkalan militer utama Israel.
Hal ini terjadi di tengah serangan Israel yang terus berlanjut.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)