News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Tank-Tank Israel Sudah di Perbatasan, Siap Merangsek Lebanon, Netanyahu Bersumpah Gempur Hizbullah

Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Nanda Lusiana Saputri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pasukan dan tank Israel (IDF).

TRIBUNNEWS.COM – Israel mulai mengerahkan tank dan kendaraan lapis baja lainnya ke perbatasan Israel-Lebanon pada hari Kamis, (26/9/2024).

Beberapa tank dilaporkan sudah tiba di Kota Kiryat Shmona yang hanya berjarak beberapa mil dari perbatasan. Kota itu kerap menjadi sasaran serangan kelompok Hizbullah di Lebanon.

Sehari sebelumnya Israel mengumumkan panggilan kepada para tentara cadangan agar bersiap.

Negara Zionis itu sudah menyinggung kemungkinan adanya invasi darat ke Lebanon. Puluhan ribu pasukan sudah dikirim ke perbatasan guna mempersiapkan diri.

Saat ini ada puluhan ribu warga sipil di dekat perbatasan Israel-Lebanon yang mengungsi.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu bersumpah akan terus menggempur Hizbullah dengan kekuatan penuh hingga kelompok itu menyudahi aksi serangan rudal ke Israel.

Pernyataan Netanyahu itu menandakan negara Zionis enggan menyetujui gencatan senjata yang diusulkan oleh Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Eropa.

Dalam usulan itu disebutkan akan ada gencatan senjata selama 21 hari demi memberikan waktu untuk perundingan.

Tim penyelamat bergegas ke lokasi serangan udara Israel yang menargetkan desa Abbasiyeh di Lebanon selatan pada 24 September 2024. (AFP/KAWNAT HAJU)

“Kebijakan Israel sudah jelas,” kata Netanyahu di Kota New York hari Kamis menjelang sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dikutip dari Associated Press.

“Kami akan terus menyerang Hizbullah dengan kekuatan penuh dan kami tidak akan berhenti hingga mencapai semua tujuan kami, salah satu yang terpenting adalah pemulangan para warga di utara ke rumah mereka dengan aman.”

Sesaat sebelum Netanyahu menyampaikan pernyataannya, militer Israel mengaku membunuh panglima Hizbullah bernama Mohammed Hussein Surour dalam serangan di pinggiran Kota Beirut. Hizbullah kemudian mengonfirmasi kematian panglima itu.

Baca juga: Israel Terus Serang Hizbullah, Macron Sebut Netanyahu Keliru jika Tolak Gencatan Senjata di Lebanon

Kementerian Kesehatan mengatakan dua orang lainnya juga tewas dalam serangan itu. Sebanyak 15 lainnya terluka.

Sebelumnya, Israel jarang menargetkan Beirut dalam konflik berskala rendah dengan Hizbullah sejak perang di Jalur Gaza meletus pada bulan Oktober 2023.

Akan tetapi, Israel pada minggu lalu beberapa kali menargetkan pinggiran selatan Beirut.

Salah satu serangan di Lebanon timur pada hari Kamis menewaskan 20 orang. Kebanyakan dari mereka adalah imigran Suriah.

Pada hari yang sama Israel juga menyerang 75 target di seluruh Lebanon selatan dan timur. Gelombang serangan muncul pada malam hari.

Sementara itu, Hizbullah membalasnya dengan melancarkan sekitar 175 rudal ke Israel.

Menurut Israel, kebanyakan rudal bisa ditangkis atau jatuh di area terbuka. Namun, ada kebakaran yang terjadi akibat hantaman rudal. Salah satu rudal jatuh di sebuah jalan di dekat Kota Safed.

Dilaporkan sudah ada hampir 700 orang yang tewas di Lebanon sejak Israel menggencarkan serangannya. Israel mengaku bertekad menghentikan serangan rudal Hizbullah.

Di sisi lain, Hizbullah menegaskan akan terus menyerang Israel hingga negara itu menghentikan invasinya di Gaza. Menurut Hizbullah, serangannya itu adalah bentuk dukungan kepada warga Palestina di Gaza.

Eskalasi antara Israel dan Hizbullah memicu kekhawatiran akan terulangnya perang Israel-Lebanon tahun 2006 silam.

Dalam perang itu Lebanon selatan hancur, sementara kota-kota Israel dihantam rudal Hizbullah.

Baca juga: Israel Siap Caplok Lebanon, Terbitkan Peta Lebanon dengan Nama Ibrani Sama Seperti Gaza & Tepi Barat

“Perang berskala besar lainnya bisa menghancurkan, baik bagi Israel maupun Lebanon,” kata Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin di Kota London, Inggris.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan negara-negara besar sudah sepakat gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah memang diperlukan.

Netanyahu tidak menyambut baik usulan gencatan senjata. Bahkan, kantornya mengatakan hal itu hanyalah usulan.

Adapun Hizbullah belum mengeluarkan tanggapan resmi tentang usulan itu. Meski demikian, Pj. Perdana Menteri Lebanon Najib Mikat sudah menyambut baik.

(Tribunnews/Febri)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini