Klaim itu disampaikan oleh lembaga penyiaran Israel, KAN, pada hari Jumat, (27/9/2024), dengan mengutip narasumber dari IDF.
Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut hampir semua batalion Hamas telah dihancurkan.
“Hampir semua batalion Hamas, kini 23 dari 24 batalion,” ujar Netanyahu saat sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) hari Jumat, dikutip dari The Jerusalem Post.
“Untuk merampungkan kemenangan kami, kami berfokus melenyapkan sisa-sisa kemampuan tempur Hamas,” katanya.
Politikus sayap kanan itu mengklaim IDF kini berusaha menyingkirkan para panglima senior Hamas dan infrastruktur kelompok itu.
KAN melaporkan Hamas kini menjadi organisasi gerilya. Namun, Netanyahu mengatakan Hamas masih memiliki kekuatan untuk memerintah di Gaza.
Netanyahu berujar pemerintahannya hingga kini tetap berfokus memulangkan warga Israel yang disandera di Gaza. Sejumlah keluarga sandera turut terbang bersama Netanyahu ke New York.
“Biarkan mereka pergi. Biarakan mereka pergi. Semua dari mereka,” demikian pesan Netanyahu kepada Hamas.
Dia mengatakan perang di Gaza bisa berakhir jika Hamas meletakkan senjata dan membebaskan semua sandera.
“Namun, jika mereka tidak melakukannya, kami akan bertempur hingga kami mencapai kemenangan, kemenangan total, tidak ada penggantinya.”
Hamas Bisa Bergerilya
Washington Institut mengklaim Hamas melemah. Namun, perang gerilya berkepanjangan diperkirakan akan terjadi.
Sayap militer Hamas terdiri atas 5 brigade yang terorganisir dalam 24 batalion.
Bulan lalu Israel mengklaim telah “membongkar” 22 dari 24 batalion Hamas. Sementara itu, pada bulan Juli kemarin Israel mengaku sudah membunuh setengah dari pemimpin militer Hamas.
Para pemimpin itu termasuk 5 komandan brigade, lebih dari 20 komandan batalion, dan sekitar 150 komandan kompi.