TRIBUNNEWS.COM – Pemerintah Amerika Serikat (AS) memperingatkan Iran dan proksi-proksinya untuk tidak ikut mengeksploitasi konflik Israel dengan Hizbullah, mencegah meluasnya konflik Timur Tengah.
Peringatan ini dilayangkan langsung oleh Menteri Pertahanan (Menhan) AS, Lloyd Austin, Senin (30/9/2024).
AS bertekad akan terus berupaya mencegah Iran dan proksi-proksinya mengeksploitasi situasi krisis di Timur Tengah, saat Israel menggempur Hamas di Jalur Gaza, Hizbullah di Lebanon, dan Houthi di Yaman.
Dalam keterangan resmi yang dilansir dari Alarabiya, Austin menegaskan jika Iran dan mitranya nekat menggunakan momen ini untuk menargetkan personel atau kepentingan Amerika di kawasan tersebut, maka AS tak akan segan mengambil setiap tindakan yang diperlukan.
"Amerika Serikat bertekad untuk mencegah Iran dan mitra-mitra serta proksi yang didukung Iran mengeksploitasi situasi atau memperluas konflik," tegas juru bicara Pentagon atau Departemen Pertahanan AS, Mayor Jenderal Patrick Ryder.
“Kami telah jelas jika Iran dan mitra-mitranya, atau proksinya, menggunakan momen ini untuk menargetkan personel atau kepentingan Amerika di kawasan, maka Amerika Serikat akan mengambil segala tindakan yang diperlukan untuk membela rakyat kami," ucap Ryder.
Seorang diplomatik AS mengungkap kecaman yang dilontarkan Pentagon ke Pemerintah Iran dilakukan setelah Netanyahu melobi AS untuk meminta bantuan Amerika Serikat.
Adapun bantuan yang dimaksud yakni menghalangi Iran melakukan serangan balas dendam atas kematian pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah.
AS Kirim Pasukan Tambahan ke Timur Tengah
Mengantisipasi meluasnya konflik panas di Timur Tengah, Amerika Serikat (AS) selaku sekutu Israel mengungkap rencana pengiriman pasukan tambahan ke wilayah Timur Tengah.
Pernyataan itu disampaikan seiring intensnya operasi militer Israel di wilayah Lebanon.
Melansir dari Al Arabiya, Pasukan tambahan ini kabarnya akan segera dikirim ke wilayah timur Tengah dalam waktu dekat, dengan adanya penambahan tersebut maka jumlah militer AS yang berada di Timur Tengah mencapai 40.000 tentara.
"Militer AS mengerahkan beberapa ribu pasukan lagi ke Timur Tengah," bunyi pernyataan Pentagon.
Tak hanya itu, AS juga bakal menerjunkan sejumlah armada militer mulai dari skuadron jet tempur, termasuk di antaranya ada banyak F-15E Strike Eagles, F-16, F-22, dan A-10.
Israel Mulai Invasi Darat
Terpisah, setelah AS sekutu Israel memberikan dukungan penuh, Israel secara resmi memulai invasi daratnya ke Lebanon dengan melakukan serangan terbatas terhadap target-target Hizbullah di daerah perbatasan.