News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Pasukan Israel Serbu Lebanon Selatan, Bagaimana Nasib WNI dan Ribuan Prajurit TNI di UNIFIL?

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Di tengah meningkatnya eskalasi konflik Israel dan Palestina, ratusan personel Satuan Tugas (Satgas) FHQSU (Force Headquarters Support Unit) XXVI-O1 Kontingen Garuda UNIFIL mengelar latihan rencana kontijensi untuk meningkatkan kesiapsiagaan, bertempat di Soedirman Camp Naqura, Minggu (29/11/23). Semenjak pecahnya konflik bersenjata antara tentara Israel dan Hamas Palestina, wilayah Lebanon ikut memanas menyusul bergabungnya tentara Hizbullah Lebanon dalam konflik Israel-Hamas. Hal ini menyebabkan wilayah Naqoura yang menjadi lokasi Markas UNIFIL dan Soedirman Camp ikut terdampak. (Puspen TNI/Tribunnews)

Pasukan Israel Serbu Lebanon Selatan, Bagaimana Nasib WNI dan Ribuan Prajurit TNI di UNIFIL?

TRIBUNNEWS.COM - Perang terbuka di Lebanon antara pasukan Hizbullah dan Tentara Israel yang pecah 2006 silam kembali terjadi per Selasa (1/10/2024).

Hal itu seiring pernyataan Militer Israel (IDF) yang mengumumkan kalau mereka melancarkan operasi 'Northern Arrow' dengan misi memukul mundur pasukan Hizbullah dan memulangkan pengungsi Yahudi ke rumah-rumah mereka di pemukiman wilayah utara pendudukan Israel.

Baca juga: Pasukan IDF Menyerang Masuk Lewat Invasi Darat, Tentara Lebanon Dukung Hizbullah atau Israel?

Dalam pernyataannya itu, IDF mengumumkan wilayah-wilayah mereka yang berstatus menjadi daerah operasi militer tertutup, serta sejumlah wilayah di pinggiran Lebanon Selatan yang menjadi sasaran serangan karena dinilai sebagai sarang infrastruktur Hizbullah.

Pecahnya perang kali ini menimbulkan kekhawatiran akan nasib ribuan prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang tergabung dalam Pasukan Penjaga Perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL) UNIFIL di Lebanon Selatan.

Kecemasan akan keselamatan personel TNI di Lebanon ini diutarakan langsung Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi dalam pernyataan di Sidang Majelis Umum PBB di New York, Selasa (24/9/2024) pekan lalu saat Israel mulai melancarkan bombardemen dahsyat ke wilayah tersebut per Senin (23/9/2024).

Retno mengatakan, prajurit TNI yang tergabung dalam UNIFIL saat ini ada sebanyak 1.232 personel.

Dalam Sidang Majelis Umum PBB tersebut, Menlu Retno mendesak seluruh pihak yang berkonflik menghormati keselamatan para penjaga perdamaian.

"Indonesia juga mendesak penghormatan terhadap keselamatan para peacekeeper UNIFIL di Lebanon. Saat ini Indonesia memiliki 1.232 personil di UNIFIL," kata Retno dalam pernyataan di Sidang Majelis Umum PBB di New York, Selasa (24/9).

Di tengah meningkatnya eskalasi konflik Israel dan Palestina, ratusan personel Satuan Tugas (Satgas) FHQSU (Force Headquarters Support Unit) XXVI-O1 Kontingen Garuda UNIFIL mengelar latihan rencana kontijensi untuk meningkatkan kesiapsiagaan, bertempat di Soedirman Camp Naqura, Minggu (29/11/23). Semenjak pecahnya konflik bersenjata antara tentara Israel dan Hamas Palestina, wilayah Lebanon ikut memanas menyusul bergabungnya tentara Hizbullah Lebanon dalam konflik Israel-Hamas. Hal ini menyebabkan wilayah Naqoura yang menjadi lokasi Markas UNIFIL dan Soedirman Camp ikut terdampak. (Puspen TNI/Tribunnews) (Puspen TNI/Puspen TNI)

Keterlibatan TNI di UNIFIL

Direktur Pelindungan WNI dan BHI Kemlu RI Judha Nugraha, dikutip dari Antara, menyatakan Prajurit TNI yang bertugas di Lebanon, tersebar di berbagai satuan UNIFIL, di antaranya Maritime Task Force (MTF), Satgas Batalyon Mekanis TNI (INDOBATT), dan Satgas Pendukung Markas/Force Headquarter Support Unit (FHQSU).

Mereka juga ditugaskan di Satgas Indo Force Protection Company (FPC), Satgas Koordinasi Sipil-Militer/Civilian Military Coordination (CIMIC) TNI, Satgas Military Community Outreach Unit (MCOU), dan Satgas Level 2 Hospital.

Sebagian besar prajurit TNI yang tergabung dalam UNIFIL beroperasi di darat, sedangkan Satgas MTF menjalankan tugasnya di laut.

UNIFIL atau United Nations Interim Force in Lebanon adalah pasukan perdamaian yang lahir dari Resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB No 425 dan 426 pada tanggal 19 Maret 1978.

Pasukan TNI Indonesia yang tergabung dalam UNIFIL bertugas memastikan penarikan mundur militer Israel dari Lebanon sekaligus menjaga perdamaian di sana.

Indonesia berperan cukup penting karena TNI yang tergabung dalam pasukan UNIFIL siaga di UNP 9-63, sebuah pos perbatasan antara Lebanon dan Israel.

Merujuk pada Resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 1701, Lebanon Selatan dan Lembah Bekka seharusnya berada di bawah perlindungan hukum pasukan perdamaian PBB.

Resolusi itu menetapkan pembentukan pasukan penjaga perdamaian PBB, UNIFIL, di wilayah Selatan.

Resolusi itu juga memberikan peran kepada tentara reguler Lebanon, dan menyerukan kepada Pemerintah Lebanon dan UNIFIL "untuk mengerahkan pasukan mereka secara bersama-sama" sehingga "tidak akan ada senjata (yang digunakan) tanpa persetujuan dari Pemerintah Lebanon dan tidak ada otoritas selain Pemerintah Lebanon" setelah penarikan tentara Israel dari wilayah itu.

Di tengah meningkatnya eskalasi konflik Israel dan Palestina, ratusan personel Satuan Tugas (Satgas) FHQSU (Force Headquarters Support Unit) XXVI-O1 Kontingen Garuda UNIFIL mengelar latihan rencana kontijensi untuk meningkatkan kesiapsiagaan, bertempat di Soedirman Camp Naqura, Minggu (29/11/23). Semenjak pecahnya konflik bersenjata antara tentara Israel dan Hamas Palestina, wilayah Lebanon ikut memanas menyusul bergabungnya tentara Hizbullah Lebanon dalam konflik Israel-Hamas. Hal ini menyebabkan wilayah Naqoura yang menjadi lokasi Markas UNIFIL dan Soedirman Camp ikut terdampak. (Puspen TNI/Tribunnews) (Puspen TNI/Puspen TNI)

Penarikan Personel TNI Harus Seizin Force Commander UNIFIL

Pernyataan resmi UNIFIL pada 23 September 2024, UNIFIL menyatakan keprihatinan mendalam terhadap keselamatan warga sipil di Lebanon selatan di tengah pengeboman Israel paling intens sejak Oktober lalu.

Kantor Berita Antara pada 26 September 2024, mengutip Direktur Pelindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kemenlu RI Judha Nugraha, dalam rapat teknis antara Kemlu dan TNI, melaporkan rencananya pasukan TNI yang saat ini bertugas bersama UNIFIL untuk dikerahkan membantu evakuasi Warga Negara Indonesia (WNI) manakala eskalasi konflik antara Lebanon dan militer Israel (IDF) pecah menjadi perang terbuka.

Rencana itu juga disampaikan Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayor Jenderal TNI Hariyanto, yang mengatakan prajurit TNI yang saat ini bertugas bersama UNIFIL siap membantu mengevakuasi warga negara Indonesia di Lebanon pulang ke tanah air.

Namun, rencana itu perlu mendapatkan izin lebih dulu dari pimpinan UNIFIL, yaitu Force Commander UNIFIL yang sejak 2022 dijabat Letnan Jenderal Aroldo Azàro dari Angkatan Bersenjata Spanyol.

 Tak cuma evakuasi WNI, penarikan personel TNI dari Lebanon juga harus seizin Force Commander UNIFIL.

"Untuk evakuasi pengungsi yang berada di dekat perbatasan Israel harus seizin Force Commander UNIFIL, sedangkan untuk penarikan personel TNI sampai saat ini menunggu keputusan Force Commander UNIFIL," kata Kapuspen TNI.

Orang-orang berjalan di tengah reruntuhan bangunan yang diratakan pada tanggal 27 September oleh serangan Israel yang menargetkan dan menewaskan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah di lingkungan Haret Hreik di pinggiran selatan Beirut, pada tanggal 29 September 2024. - Israel menewaskan kepala Hizbullah Hassan Nasrallah dalam serangan udara besar-besaran di Lebanon, memberikan gerakan tersebut pukulan telak yang oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada tanggal 28 September disebut sebagai "titik balik" bagi negaranya. (Photo by AFP) (AFP/-)

Evakuasi WNI di Lebanon

Judha Nugraha memastikan pasukan TNI yang tergabung dalam Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL) siap siaga untuk membantu operasi evakuasi WNI yang masih berada di Lebanon.

hal tersebut telah dibahas terkait perkembangan kondisi pasukan TNI di UNIFIL dan pelindungan WNI di Lebanon.

“Jika keadaan semakin tereskalasi, pasukan TNI di UNIFIL siap memberikan dukungan proses evakuasi WNI di Lebanon,” kata Judha dalam pesan singkat yang diterima di Jakarta, Kamis.

Ia menyatakan, proses evakuasi WNI, apabila nanti berlangsung dengan bantuan pasukan TNI di UNIFIL, akan dijalankan melalui koordinasi dengan UNIFIL Force Commander.

Judha juga memastikan bahwa hingga saat ini masih terdapat 155 WNI yang tinggal di Lebanon. Mayoritas dari mereka adalah mahasiswa dan WNI yang menikah dengan warga setempat.

 

(oln/anadolu/reuters/antara/zj/*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini