TRIBUNNEWS.COM - Presiden Iran Masoud Pezeshkian memberikan respons terkait peluncuran ratusan rudal balistik terhadap Israel.
Ia mengatakan serangan rudal terhadap Israel adalah hak negara untuk membela diri.
Dengan tegas, Pezeshkian mengatakan bahwa sebenarnya Iran tidak menginginkan perang.
Namun karena ancaman yang terus dilakukan Israel, membuat Iran tak ingin tinggal diam.
"Netanyahu harus tahu bahwa Iran tidak mengejar perang tetapi berdiri kuat melawan semua ancaman," kata Pezeshkian, dikutip dari Iran Internasional.
Pezeshkian juga memperingatkan Israel untuk tidak menyepelekkan Iran.
"Ini hanya sebagian kecil kekuatan kita. Jangan cari masalah dengan Iran," tulisnya di X.
Sebagai informasi, Iran meluncurkan ratusan rudal balistik terhadap 2 wilayah tersebut merupakan pusat pangkalan militer Israel yaitu wilayah Tel Aviv-Yaffa dan Naqab.
Dalam sebuah pernyataan, Korps Garda Revolusi Islam (IRCG) mengatakan serangan itu merupakan respons atas pembunuhan Ismail Haniyeh, Hassan Nasrallah, dan Abbas Nilforoshan.
"Serangan rudal terhadap Israel pada hari Selasa merupakan respons terhadap pembunuhan Ismail Haniyeh dan Hassan Nasrallah, kata IRGC Iran dalam sebuah pernyataan.
Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh dibunuh oleh Israel di Teheran pada bulan Juli.
Sementara pemimpin Hizbullah dan komandan IRGC Nilforoshan tewas dalam serangan Israel di Beirut pada minggu lalu.
Baca juga: AS Bantu Israel Hadapi Serangan Iran, Pemerintahan Joe Biden Gagal Tekan Israel Akhiri Perang Gaza
IRGC menegaskan bahwa serangan ini telah mendapat persetujuan dari berbagai pihak.
"Perlu dicatat bahwa operasi ini dilakukan dengan persetujuan Dewan Keamanan Nasional Tertinggi, arahan Staf Umum Angkatan Bersenjata, dan dukungan serta sokongan dari Tentara Republik Islam Iran dan Kementerian Pertahanan," tegas mereka.
Selain itu, IRGC memperingatkan kepada musuh (Israel) untuk tidak membalas serangan Iran.
Pasalnya, apabila Israel melancarkan serangan balasan, IRGC akan menghancurkan rezim Zionis.
"Kami memperingatkan bahwa jika Rezim Zionis menanggapi operasi ini secara militer, yang sesuai dengan hak hukum negara tersebut dan hukum internasional, maka mereka akan menghadapi serangan lebih lanjut yang menghancurkan dan merusak," tambahnya.
Rudal IRGC Hancurkan 3 Pangkalan Militer Israel
IRGC mendeklarasikan serangan Iran ke Israel adalah sebagai 'Operasi Janji Setia 2'.
Pada operasi ini, IRGC mengonfirmasi tiga pangkalan militer di Tel Aviv menjadi sasaran.
Ketiga pangkalan tersebut di antaranya Nevatim, Hatzerim, dan Pangkalan Udara Tel Nof, dikutip dari Al Mayadeen.
Pangkalan Nevatim diketahui menjadi tempat untuk menampung jet tempur F-35.
Kemudian pangkalan Hatzerim menampung jet tempur F-15 yang digunakan untuk membunuh pemimpin Hizbullah, Sayyed Hassan Nasrallah.
Menurut kantor berita Fars News yang terkait dengan Korps Garda Revolusi Islam 80 persen rudal yang diluncurkan dalam gelombang pertama serangan Iran terhadap Israel mengenai sasaran yang dituju.
Beberapa lapis sistem pertahanan Israel tampak gagal mencegat rudal balistik Iran.
Menurut tentara Israel, sirene diaktifkan di hampir 1.500 wilayah di seluruh negeri.
Awalnya, Israel mengatakan 100 rudal yang ditembakkan Iran.
Namun ternyata jumlah tersebut hanya sebagian kecil dan terus bertambah.
Dalam satu jam setelahnya, rudal Iran yang mencapai Israel terhitung hampir 400.
Tentara Israel mengatakan bahwa sirene tersebut telah mempengaruhi 10 juta warga Israel di seluruh negeri, yang berarti bahwa cakupan geografis serangan Iran mencakup seluruh Israel.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Artikel Lain Terkait Pezeshkian, IRGC dan Israel