Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan pada hari Selasa mengklaim serangan terbaru Iran “tidak efektif”.
“Singkatnya, berdasarkan apa yang kami ketahui saat ini, serangan ini tampaknya telah dikalahkan dan tidak efektif. Kata ‘kabut perang’ diciptakan untuk situasi seperti ini,” kata Sullivan.
Sementara itu, Pasukan Garda Revolusioner Islam Iran mengklaim 90 persen rudal yang ditembakkannya sukses mencapai sasaran.
Iran menyebut serangan terbarunya ini adalah balasan atas serangan Israel yang menewaskan Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh, Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah, dan panglima IRGC Abbas Nilforoushan.
Adapun penyensoran yang dilakukan Israel sehubungan dengan serangan Iran bukanlah hal baru.
Israel mulai meningkatkan penyensoran sejak perang di Jalur Gaza meletus tanggal 7 Oktober 2023.
Laporan dari +972 Magazine pada tahun 2023 menunjukkan bahwa militer Israel melarang 613 artikel yang diterbitkan oleh berbagai media di Israel.
Jumlah itu adalah yang tertinggi sejak majalah tersebut mulai melacak penyensoran pada tahun 2011.
Baca juga: Sempat Curiga Israel Akan Bunuh Hassan Nasrallah, Ali Khamenei Minta Sekjen Hizbullah Lari ke Iran
Laporan +972 Magazine juga menyebutkan adanya tambahan 2.703 artikel yang telah disunting ulang.
Jumlah suntingan itu adalah yang tertinggi sejak 2014 ketika Israel juga mengobarkan perang di Gaza.
Peringatan keras Iran
Presiden Iran Masoud Pezeshkian memperingatkan Israel bahwa Iran akan melancarkan balasan yang lebih besar jika Israel kembali melakukan kesalahan.
Peringatan itu disampaikan pada hari Rabu saat itu bertemu dengan pejabat tinggi Hamas di Qatar.
Pezeshkian menyebut berlanjutnya kejahatan yang dilakukan rezim Zionis membuat Iran harus melakukan pembalasan.
Dia mengecam kejahatan Israel di Gaza dan Lebanon. Dia juga memarahi AS dan negara Barat lainnya karena bersikap munafik.
“Nyawa rakyat, terutama para wanita dan anak-anak, tak bernilai bagi mereka, dan semua klaim mereka adalah kebohongan,” ujar Pezeshkian dikutip dari Press TV.
“Jika muslim bersatu, rezim Zionis tak akan berani melakukan kejahatan seperti itu.”
(Tribunnews/Febri)