News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Perilaku Netanyahu Bikin Biden Semakin Frustrasi

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden AS Joe Biden (kiri) dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kanan).

 

TRIBUNNEWS.COM -- Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan para pembantunya semakin dibuat frustrasi oleh perilaku Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Dikutip dari Politico, Biden mengakui bahwa dia sekarang tak lagi bisa mempengaruhi militer negara Yahudi tersebut di Timur Tengah.

Mengutip dari dua pejabat di Gedung Putih, kini Netanyahu bertindak semaunya sendiri dan tak bisa dinasihati oleh AS.

Baca juga: Daftar 8 Tentara Israel yang Tewas di Lebanon Selatan Saat Pecah Pertempuran Pertama

"Saat Nentanyahu tidak bisa dikendalikan, maka kemarahan presiden langsung melonjak. Ia berulangkali frustrasi," ujar pejabat yang tak disebutkan namanya.

Keterlibatan Netanyahu dalam perang di Gaza menyebabkan puluhan ribu orang meninggal dunia, hal ini yang membuat Biden semakin pusing.

Dengan adanya peperangan tersebut, Biden dianggap tak mampu mencegah perang di kawasan regional Timur Tengah. "Biden hanya bisa 'puas' dengan hanya membatasi respons Israel daripada mencegah sepenuhnya," jelas pejabat tersebut.

Pernyataan tersebut keluar sehari setelah negara zionis ini melancarkan serangan darat ke Hizbullah di Lebanon selatan. Sementara Hizbullah membalasnya dengan meluncurkan roket-roketnya ke Israel utara.


Permasalahan jadi runyam ketika Iran akhirnya membuktikan janjinya menyerang Tel Aviv dengan ratusan rudal balistiknya.

Bombardemen yang terbilang sukses tersebut ditujukan sebagai balas dendam atas genosida di Gaza dan Lebanon serta pembunuhan tokoh-tokoh perlawanan Palestina dan Hamas seperti Ismael Haniyeh dan Hassan Nasrallah.

'Paman Sam' terus mencoba jalan tengahdengan mendukung hak Israel untuk membela diri, sambil mendesaknya untuk menahan diri ketika membalas terhadap Iran, Hamas, dan Hizbullah.

Baca juga: AS Intimidasi Iran di Sidang Darurat Dewan Keamanan PBB: Jangan Targetkan Kami Atau Israel

Biden menentang seruan dari kelompok pro-Palestina dan beberapa Demokrat di dalam negeri untuk berhenti memasok senjata ke Israel, bahkan setelah PBB berulang kali menuduh Yerusalem Barat melakukan serangan tanpa pandang bulu terhadap warga sipil. 

Pada saat yang sama, upaya Washington untuk menengahi gencatan senjata antara Israel dan Gaza telah gagal.

Politico awalnya melaporkan bahwa AS diam-diam menyetujui kampanye militer Israel di Lebanon, meskipun secara terbuka mendesak negara Yahudi itu untuk mengupayakan gencatan senjata dengan Hizbullah. 

Namun, dalam laporan lanjutannya pada hari Rabu, Politico mengklaim bahwa Israel tidak memperingatkan AS sebelumnya tentang "rincian" serangannya, yang konon membuat Gedung Putih marah.

Pada hari Rabu, Biden mengatakan kepada wartawan bahwa ia tidak akan mendukung serangan Israel terhadap situs nuklir Iran. Meskipun Israel tidak mengungkapkan sifat dan ruang lingkup pembalasan yang direncanakannya, beberapa garis keras, termasuk mantan Perdana Menteri Naftali Bennett, telah mendesak pemerintah untuk menghentikan program nuklir Iran.

Russia Today memberitakan, Rusia mengecam keras pendekatan Washington di Timur Tengah, dengan juru bicara Kementerian Luar Negeri Maria Zakharova menggambarkan eskalasi saat ini sebagai bukti “ketidakmampuan AS untuk menyelesaikan krisis.”

 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini