News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Pascameningkatnya Serangan Israel ke Sasaran Hizbullah, Ratusan WNI Pilih Bertahan di Lebanon

Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Direktur Perlindungan WNI (PWNI) Judha Nugraha dalam konferensi pers daring dengan media (3/6/2020).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah terus mencoba mengevakuasi Warga Negara Indonesia (WNI) yang masih berada di Lebanon untuk keluar dari negara tersebut 

Namun banyak WNI menolak dievakuasi pascameningkatnya serangan Israel ke sasaran Hizbullah pekan lalu. 

Hingga kemarin tercatat masih ada 116 WNI yang berada di Lebanon yang mayoritas WNI yang menikah dengan WN Lebanon, mahasiswa dan pekerja migran.

Jumlah  fluktuatif karena ada WNI yang baru melakukan lapor diri ke KBRI Beirut, namun ada juga yang mengevakuasi diri secara mandiri.

”Ada beberapa yang bisa keluar dengan penerbangan komersial, ada yang baru lapor awalnya tidak tercatat setelah kami pendekatan akhirnya ada yang baru lapor diri,” kata  Direktur Perlindungan WNI (PWNI) Kemlu RI, Judha Nugraha dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (5/10).

Para WNI mahasiswa mayoritas tinggal di wilayah Lebanon Utara atau wilayah yang relatif aman bahkan kampus juga belum menetapkan status darurat.

Para mahasiswa itu khawatir jika ikut evakuasi akan dianggap putus pendidikan,” katanya.

Baca juga: Konflik Palestina Vs Israel, Lebih dari 76.000 Orang Mengungsi di Libanon

Selain itu ada juga WNI yang tinggal di Lebanon Selatan, Beirut, Saida atau Sidon, bekerja di UNIFIL atau Pasukan Sementara PBB di Lebanon, serta beberapa lainnya bekerja di Tyre.

“Ini atas pilihan sendiri memang mereka tidak ingin melakukan proses evakuasi,” ujarnya.

Kemlu RI menyebut secara total ada 65 orang WNI yang sudah dievakuasi dari wilayah Lebanon.

Sebanyak 65 WNI ini dievakuasi lewat lima gelombang.

“Dari evakuasi yang sudah kita lakukan secara bergelombang dalam lima tahapan, sejak Agustus hingga saat ini total ada 65 WNI yang sudah berhasil kita evakuasi plus satu WN asing,” kata Judha.

Gelombang evakuasi para WNI dari Lebanon itu dilakukan pada 10 Agustus, 18 Agustus, 28 Agustus, dan teranyar pada 2 dan 3 Oktober 2024.

Evakuasi gelombang pertama, kedua, dan ketiga berjumlah 25 orang. Mereka dievakuasi melalui jalur udara dan saat ini sudah tiba di Jakarta.

“Evakuasi gelombang satu, dua dan tiga yang sudah kita lakukan selama 10 Agustus, 18 Agustus, dan 28 Agustus, dan alhamdulillah sudah tiba di Jakarta,” jelasnya.

Sementara WNI yang ikut evakuasi gelombang keempat berjumlah 20 orang, terdiri dari 14 laki-laki dan enam perempuan. Daerah asal para WNI yaitu Jakarta, Riau, Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, Yogyakarta dan Bali.

Mereka dievakuasi pada 2 Oktober 2024 via jalur darat dan saat ini sudah tiba selamat di KBRI Amman, Yordania.

Teranyar, evakuasi gelombang kelima berlangsung pada 3 Oktober 2024, diikuti 20 orang WNI plus satu orang warga negara Lebanon yang merupakan anggota keluarga dari salah seorang warga Indonesia.

Terdiri dari 10 laki-laki dan 11 perempuan. Daerah asal para WNI yakni Riau, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Mereka juga dievakuasi via jalur darat.

Saat ini WNI yang masuk gelombang kelima sedang dalam perjalanan menuju Amman, Yordania, untuk bergabung dengan 20 WNI gelombang keempat. “Mereka sedang menuju perbatasan Suriah dan Yordania, KBRI Amman sudah siap menjemput, mereka akan handover dari KBRI Damaskus menuju KBRI Amman, dan akan kita kawal menuju ke Amman dan akan bergabung dengan 20 WNI yang lain. Jadi total semua ada 40,” jelas Judha.

Dari Amman, para WNI itu kemudian akan langsung diterbangkan ke Jakarta. Mereka direncanakan tiba di Jakarta pada Senin (7/10) besok. ”Insyaallah all evacuees 40 WNI + 1 WNA akan tiba di Jakarta tanggal 7 Oktober dalam 2 penerbangan komersial," kata Judha.(tribun network/dng/dod

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini