Seperti dikutip dari The Associated Press, dalam masa kepemimpinan Rodrigo Duterte, sebanyak 6.000 orang telah tewas dalam tindakan keras yang diberlakukan polisi dalam kasus narkoba.
Sebagian besar orang yang tewas merupakan tersangka kasus narkoba yang miskin.
Namun kelompok hak asasi manusia mengatakan jumlah korban tewas sebenarnya jauh lebih tinggi.
Dan mereka berpendapat, seharusnya pemerintah juga menghitung jumlah orang yang tewas dalam kasus pembunuhan oleh orang-orang bersenjata yang mengendarai sepeda motor, yang hingga kini kasusnya belum selesai.
Rodrigo membantah telah melakukan pembunuhan di luar hukum terhadap tersangka narkoba, meskipun ia telah secara terbuka mengancam para tersangka dengan kematian dan telah memerintahkan polisi untuk menembak tersangka yang melawan ketika ditangkap.
Meskipun pemerintahannya melakukan tindakan keras besar-besaran terhadap narkoba ilegal, Duterte mengakui bahwa narkoba tetap menjadi masalah besar bagi Filipina.
Selama kampanye kepresidenannya, ia berjanji untuk memberantas masalah narkoba dalam tiga hingga enam bulan.
Tetapi setelah menjadi presiden, ia mengakui telah meremehkan besarnya persoalan tersebut.
Sumber : The Associated Press